Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama featured

Kebijakan Simultan Pemerintah Bikin Dolar Naik?

25 Agustus 2015   23:05 Diperbarui: 9 Mei 2018   08:17 5562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Polri dan Kejaksaan mulai ikut nimbrung dalam hal pemberantasan korupsi, maka KPK kini tidak sendiri lagi dalam memberantas korupsi. Walaupun belum optimal kinerja dua institusi "adik" KPK itu, namun setidaknya kehadiran mereka membuat para pejabat pusat maupun daerah semakin berhati-hati dalam berbelanja menggunakan APBD maupun APBN. Tidak heran jika penyerapan anggaran baik APBD dan APBN saat ini rendah, salah satunya karena ketakutan pejabat daerah untuk membelanjakannya.

Padahal pemerintah mengharapkan betul peran serta penyerapan anggaran APBN maupun APBD untuk segera dibelanjakan agar tingkat kosumsi segera bangkit kembali, karena untuk saat ini masyarakat sepertinya tidak mungkin memberikan peran besar untuk meningkatkan tingkat konsumsi tanah air.

Turunnya Harga Komoditas

Diluar kebijakan pemerintah, faktor lain yang bisa membuat persediaan dolar di Indonesia turun adalah kinerja ekspor. Ekspor Indonesia masih mengandalkan komoditas. Komoditas andalan Indonesia untuk meraup dolar adalah minyak bumi, batubara, serta juga sawit. Semua komoditas itu harganya turun. Tingkat penjualan sedikit, yang ada malah merugi. 

Dampaknya adalah pengurangan beban industri, salah satunya melalui PHK ataupun pengurangan gaji. Tidak sedikit masyarakat kita yang menggantungkan hidupnya di industri komoditas bahan mentah ini, karena fokus pemerintah masa lalu adalah di industri ini. Sehingga dengan adanya PHK atau pengurangan gaji di industri ini, maka otomatis tingkat komsumsi masyarakat bisa tergerek turun

Kalaupun komoditas itu terjual, maka dapat dolarnya sedikit. Apalagi ada beberapa pengusaha yang tidak menyimpan dolarnya di Indonesia, akibatnya persediaan dolar di Indonesia sedikit.

Beberapa faktor itulah yang membuat investor sepertinya tidak ragu lagi untuk menarik investasi dolarnya dari Indonesia, selain juga termotivasi oleh faktor eksternal seperti terjadinya devaluasi yuan, serta kebijakan The FED yang semakin membuat mereka menggebu-gebu untuk menarik dolar nya dari Indonesia. Bagaimana dengan politik tanah air? Rasanya kegaduhan politik tidak terlalu punya peran besar dari naik turunnya nilai dolar.

Mungkin untuk mengbah haluan menadi negara produksi dari negara konsumsi, memang perlu ada yang dikorbankan, salah satunya mungkin adalah nilai rupiah terhadap dolar. Namun kita harapkan harga pangan yang sebenarnya tidak terlalu berafiliasi dengan dolar, bisa segera turun harganya. Jika harga pangan tidak terkendali, maka chaos akan dengan mudah terjadi, karena ini urusan perut seluruh masarakat Indonesia baik masyarakat miskin maupun kaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun