Mohon tunggu...
I Made Bram Sarjana
I Made Bram Sarjana Mohon Tunggu... Administrasi - Analis Kebijakan

Peminat pengetahuan dan berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Belajar Dari Kegetiran Akhir Hayat Bung Karno Putra Sang Fajar

22 Juni 2024   00:25 Diperbarui: 23 Juni 2024   06:37 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno dan Bung Hatta beserta para menteri kabinet di Istana Merdeka (Sumber: getty images)

Dokumen yang ada juga menceritakan bahwa menjelang wafatnya, Bung Hatta, sahabatnya dalam membangun bangsa namun dalam perjalanan pecah kongsi akibat perbedaaan prinsip, sempat menjenguknya. Kedua sahabat yang telah lama tidak berjumpa itu digambarkan bertemu dalam suasana yang sangat mengharukan, walau tidak banyak yang bisa dibicarakan akibat kondisi kesehatan Bung Karno telah amat menurun. Bung Karno akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di negeri yang diproklamasikan kemerdekaannya pada 21 Juni 1970. Berpulangnya Bung Karno membawa serta berbagai pengetahuan, intelektualitas yang terbangun sejak dini dan amat mewarnai pembentukan fondasi Indonesia, seperti Pancasila dan UUD 1945.

Bung Karno diusir dari Istana dan menjalani tahanan rumah hingga akhir hayatnya. Namun ketika Bung Karno berpulang, ribuan rakyat pula yang mengantarkan kepergiannya ke peristirahatan terakhir. Penguasa kala itu membenci Bung Karno, namun rakyat tidak. Mereka tidak pernah lupa dengan jasa-jasa Bung Karno bagi negeri ini.

Upacara pemakaman Bung Karno di Blitar, 21 Juni 1970 (Sumber: Dok. Kompas)
Upacara pemakaman Bung Karno di Blitar, 21 Juni 1970 (Sumber: Dok. Kompas)

Dari kisah getir perjalanan hidup Bung Karno, Putra Sang Fajar, Proklamator Kemerdekaan Indonesia,  kiranya perlu dipetik pelajaran berharga oleh masing-masing dari kita sebagai warga negara. Janganlah sampai proses pergantian kekuasaan di Republik ini berjalan dengan kegetiran seperti yang pernah dialami Bung Karno. Setiap pemimpin negeri besar ini hendaknya memulai masanya dengan kegemilangan dan mengakhiri pula masanya dengan kegemilangan. Suksesi kepemimpinan yang baik di berbagai tingkatan akan menentukan mulus tidaknya perjalanan Negara Kesaturan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Sumber: getty images

Sumber: JFK library

Sumber: Modern Diplomacy

Sumber: Dok. Kompas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun