Mohon tunggu...
I Made Bram Sarjana
I Made Bram Sarjana Mohon Tunggu... Administrasi - Analis Kebijakan

Peminat pengetahuan dan berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Belajar dari Sumpah Pemuda 1928 untuk Indonesia Emas 2045

28 Oktober 2023   23:22 Diperbarui: 29 Oktober 2023   07:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tokoh Kongres Pemuda I dan II bertemu di Gedung Sumpah Pemuda (28/10/1978). (KOMPAS/MAMAK SUTAMAT)

Ketiga, perguliran ide dan perjuangan sejak momentum Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda 1928 hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945 digerakkan oleh dua generasi pemuda yang mengemban satu cita-cita yang sama, yaitu Indonesia Merdeka, berdaulat dan bermartabat terbebas dari penindasaan penjajah Belanda.

Perguliran proses panjang tersebut tentunya tidak berjalan sederhana dan mudah. Pemuda terpelajar adalah golongan yang kritis sehingga dalam proses-proses tersebut pastilah terjadi pergulatan pemikiran dan ide tentang bagaimana sebenarnya tatanan baru yang ingin dibentuk dengan nama "Indonesia" itu.

Apakah tatanan baru yang bernama Indonesia itu akan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa nasional, apakah menggunakan agama tertentu sebagai dasar/landasan bernegara? Apakah pemerintahan baru ketika terbentuk kelak hanya diduduki kalangan bangsawan? Bagaimana kedudukan kerajaan-kerajaan yang telah ada lebih dahulu ketika telah berdiri Indonesia merdeka? Bagaimana halnya dengan kedudukan perempuan? Perlukah kedudukan perempuan setara dengan laki-laki? Bagaimana sistem pemerintahan yang tepat? Negara federal atau kesatuan? Bagaimana dengan sistem pemerintahan? Sistem presidensial ataukah parlementer?

Beberapa hal tersebut tentunya merupakan tantangan berat yang tidak mudah untuk dipecahkan. Pastilah terjadi perdebatan sengit, adu argumentasi, silang pendapat.

Namun sejarah telah menunjukkan bahwa proses-proses tersebut menghasilkan hasil yang demikian gemilang dan monumental, yaitu Sumpah Pemuda.

Mencermati demikian besarnya permasalahan dan tantangan yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini, amat tepat apabila kita belajar dan memahami kembali sejarah Sumpah Pemuda yang menjadi salah satu fondasi berdirinya negara-bangsa Indonesia.

Meningkatnya suhu politik dengan hiruk-pikuknya menjelang pemilu tahun 2024 seharusnya tidak menjadi permasalahan atau momok bagi Indonesia. Dinamika politik yang akan terjadi seharusnya mendorong Indonesia menjadi semakin maju, matang dan dewasa, jangan justru menjadi mundur dan kekanakan-kanakan dalam berpolitik. Pemuda kini menjadi incaran politisi karena populasinya yang demikian besar sebagai pemberi suara pada pemilu 2024.

Apabila setiap pemuda telah paham tentang sejarah, belajar dari sejarah dan menjadikannya landasan untuk menjaga marwah Indonesia, maka pemuda akan turut menentukan. Pemuda tidak akan sekadar menjadi penyumbang suara. Pemuda akan aktif berpolitik kebangsaan, bukan politik sektarian.

Cita-cita besar berikutnya yang kini sering digaungkan, yaitu Indonesia Emas 2045, bisa dicapai bila pemuda belajar dari tonggak-tonggak sejarah sebelumnya. 

Diperlukan adanya konsolidasi perjuangan, dialektika pemikiran dan semangat yang sama di kalangan pemuda. Berkaca dari Sumpah Pemuda 1928 yang secara fenomenal mampu mempersatukan pemuda Indonesia yang amat beragam, maka cita-cita besar Indonesia Emas 2045 jelas merupakan cita-cita yang penuh tantangan.

Walau demikian, cita-cita yang besar dan penuh tantangan juga bukan sesuatu yang mustahil untuk diraih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun