Sasaran utama dari pelayanan perpustakaan tentunya adalah generasi muda usia sekolah, yang saat ini amat menggemari dan familiar dengan media sosial dan perangkat teknologi, serta menyukai suasana yang nyaman untuk berkumpul dengan sesamanya.Â
Saat ini bahkan menjadi semacam gaya hidup, anak-anak muda berkumpul di coffee shop yang menyediakan fasilitas internet gratis untuk sekadar bertemu ataupun mengerjakan tugas.Â
Menyikapi kondisi/perkembangan tersebut maka tentunya perpustakaan pun harus mentransformasi dirinya agar memiliki daya magnet, menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh generasi muda.Â
Daya tarik pada segmen ini tentu selanjutnya diharapkan dapat turut pula menarik segmen pelanggan lainnya agar tertarik dan merasa perlu berkunjung ke perpustakaan.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah memutakhirkan koleksi bahan pustaka agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan, berupa buku pengetahuan umum, buku fiksi, majalah dan lain sebagainya. Dengan koleksi bahan pustaka yang mutakhir tentunya pengguna akan tertarik untuk datang dan memanfaatkan koleksi yang ada.
Selanjutnya strategi kedua adalah mendiversifikasi ragam koleksi bahan pustaka menjadi multimedia, tidak hanya berupa barang cetakan berupa buku, melainkan juga koleksi pustaka dalam format video, audio dan elektronik. Seiring dengan keragaman pelanggan perpustakaan, maka koleksi bahan pustaka yang disediakan juga tersedia dalam basis elektronik seperti buku elektronik (e-book) dan jurnal elektronik (e-journal). Hal ini untuk menjawab tren saat ini, yaitu generasi muda yang menggemari beragam media untuk mengakses informasi dan mempelajari hal-hal baru.
Strategi ketiga adalah menyediakan fasilitas yang nyaman seperti ruang baca individu, ruang baca kelompok, ruang belajar kelompok sehingga pelanggan dapat melaksanakan kegiatan yang semakin beragam baik membaca,mengakses informasi di internet, belajar mandiri, belajar berkelompok, termasuk ruang baca anak yang seluruhnya didukung perangkat teknologi multimedia dan jaringan internet. Fasilitas pendukung lainnya adalah seperti fasilitas cafetaria, sehingga pengunjung yang sedang memanfaatkan fasilitas perpustakaan tidak mengalami kesulitan untuk mencari kudapan/makanan saat sedang asyik belajar/membaca di perpustakaan.
Berikutnya strategi keempat adalah melakukan diversifikasi kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan. Perpustakaan tidak semata hanya menjadi tempat membaca koleksi pustaka, namun juga dapat menjadi tempat melaksanakan diskusi, bedah buku, bedah film, lokakarya, seminar, pameran dan sebagainya yang dapat dikaitkan dengan aspek literasi di berbagai bidang.
Strategi kelima adalah semakin mendekatkan perpustakaan dengan pelanggan, sehingga pelanggan yang tidak berkesempatan datang langsung masih dapat menikmati koleksi perpustakaan.Â
Oleh sebab itu perlu dikembangkan sistem perpustakaan elektronik (e-library), dengan dukungan katalog elektronik, sehingga pencarian koleksi menjadi lebih mudah dan sebagian koleksi yang memang telah tersedia dalam format elektronik juga dapat diakses secara online misalnya berupa e-book dan e-journal.Â
Strategi tersebut juga ditunjang dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) perpustakaan. Melalui strategi revitalisasi tersebut diharapkan secara bertahap perpustakaan akan bertransformasi, sehingga tidak lagi dipandang sebagai "gudang" melainkan sebagai pusat informasi dan referensi, sebagai working space yang nyaman, canggih dan menyenangkan untuk seluruh lapisan masyarakat.