Ibarat pohon mangga, jambu dan pepaya di halaman rumah yang semuanya berbuah lebat dan siap petik, namun semua buah itu tak termakan sendiri, hingga sebagian berjatuhan ke tanah dalam kondisi buah matang sempurna. Jika dibiarkan, pasti busuk dan terbuang begitu saja. Ini perumpamaan saat ini, saat di mana kita digempur oleh media baru yang menyuguhkan berbagai aplikasi sosial media untuk kita akses secara gratis!
Media Sosial menurut ahli dan praktisi komunikasi asal Amerika Chris Brogan adalah seperangkat alat komunikasi yang sebelumnya tidak tersedia berfungsi sebagai tempat interaksi dengan berbagai macam metode dengan bantuan teknologi sebagai aktivitas penggunanya.
Gratisnya platform ini, membuat pengguna dibanjiri berbagai informasi bahkan seluruh aspek kehidupannya tumpah, larut dan mengikuti pola dan gaya yang terdapat dalam media sosial tersebut. Hingga lupa dengan value sendiri yang tak kalah penting diberikan perhatian agar bisa muncul bukan sekadar memenuhi hak narsis atau pengisi konten dalam akun sosial medianya.
Sebagian orang menjadi insecure dengan pencapaian orang lain, jadi lebih banyak melihat sisi kekurangan diri, aktivitas didominasi dengan scrolling tiada henti sehingga waktu yang dimiliki berkurang dan hilang padahal, waktu yang terbuang itu tak akan bisa kembali lagi. Celakanya, personality pun menjadi lebih mudah dipengaruhi dengan menuruti penilaian orang lain hingga prinsip yang tadinya kuat menjadi lemah dan lambat laun terkikis.
Burnout Sosial Media
Dari kondisi tersebut, yang didapatkan bukannya informasi yang mengarah pada kegiatan produktif melainkan konsumtif. Fisik dan mental menjadi lelah, overlap antara yang prioritas dan tidak hingga akhirnya sulit fokus pada sesuatu yang penting. Berakhir pada pengabaian kewajiban karena telanjur lelah dari menyikapi aktivitas sosial media yang tiada henti dan merasuki mental dengan berbagai konsekuensi negatifnya.
Manfaatkan Sosial Media Untuk Menggali Value
Agar kehadiran sosial media lebih memberikan arti dan berkontribusi pada kebaikan hidup kita sebagai penggunanya, sebaiknya gunakan sosial media sesuai porsi dan kapasitas. Tidak perlu dipaksakan harus memakai setiap akun sosial media yang tersedia. Kecuali jika pekerjaan kamu membutuhkan berbagai akun tersebut.
Bagaimana Sosial Media dapat mengantarkan pada value yang dimiliki? Berikut cara menggunakan fungsinya sesuai kebutuhan:
Membangun Personal Branding
Langkah awal agar sosial media menjadi tempat membangun personal branding adalah sebagai berikut:
1. Nama Akun Konsisten
Buat nama akun sosial media yang dimiliki dengan nama sendiri dengan konsisten, artinya nama sosial media sebisa mungkin sama relevan dengan nama asli, jika ingin menggunakan nama panggung, gunakan nama yang yang sesuai dengan kepribadian yang melekat dan mudah dikenal oleh orang lain. Tujuannya, agar mudah diingat dan mudah ditemukan pada saat pihak lain ingin mengajak kerja sama atau ingin menghubungi.
Contoh nama yang relevan dengan nama asli:
Nama akun sosial media untuk Ani Berta:
Email: aniberta@gmail.com
Blog: www.aniberta.com
Instagram: @ani.berta
Twitter: @aniRingo (Nama boleh dikombinasikan dengan nama panjang orang tua atau marga jika nama kamu sudah terpakai oleh orang lain)
Begitu pula untuk nama-nama di Youtube, TikTok, Linkedin dan lain-lain. Nama yang dibuat konsisten seperti ini dapat menjadi digital aset yang bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membuat akun sosial media, pikirkan baik-baik nama yang akan digunakan, jangan sampai berganti nama pada saat kamu sudah telanjur jauh menggunakannya atau berganti nama di tengah jalan pada saat kamu sudah ngetop. Jadi, mumpung masih di awal, buatlah nama akun yang sesuai dengan kemantapan hati.
Â
2. Tentukan Niche
Sebenarnya bebas saja sosial media yang kita miliki mau diisi konten apapun. Namun, jika kamu punya goal untuk menjadikan sosial media sebagai penguat personal branding, coba gali kemampuan apa saja yang kamu miliki, apa saja yang kamu senangi atau hal apa saja yang sedang kamu kerjakan saat ini? Semua itu dapat menjadi value konten untuk kamu bagikan. Sehingga orang lain mengetahui kamu bisa apa, sedang mengerjakan apa dan apa yang bisa kamu kontribusikan pada pihak-pihak yang nantinya ingin menjalin partnership dengan kamu.
Contoh bahan konten yang dapat digali dari kesesuaian kepribadian:
Latar belakang pendidikan, jika kamu lulusan hukum, medis, arsitek, tata kota dll  kamu dapat memberikan ilmu-ilmu tersebut dengan gaya bercerita yang asyik, tidak sama dengan bahasa jurnal atau buku panduan atau skripsi. Kamu dapat memberikan pengetahuan pakai bahasa yang lebih membumi dan mudah dimengerti dengan bahasa sehari-hari.
Hobi, Punya kesenangan merawat tanaman, membaca aneka buku, nonton film, masak atau olah raga pun dapat menjadi bahan sebagai konten yang dapat dibuat secara konsisten. Dengan mengambil niche dari hobi ini, sangat memudahkan sebab pada saat kamu beraktivitas menjalankan semua kegiatan hobi tersebut, kamu pun bisa sekaligus memproduksi kontennya bukan?
Special Interest, Saat kamu memiliki kecenderungan suka terhadap sesuatu dan memperdalamnya dengan cara mempelajari, meneliti atau menekuninya, hal-hal yang kamu sukai ini akan menjadi bahan konten yang menarik sekaligus mengasah ilmu yang sedang dipelajari. Contohnya saat kamu menyukai personality development, literasi keuangan digital, yoga, K-Pop atau hal-hal lainnya.
3. Maintain Social Media
Setelah menentukan nama dan niche, lanjutkan dengan menjaring follower organik. Kenali masing-masing aturan dan algoritma setiap platform sosial media. Mulai dari Instagram, Twitter, TikTok dan lain-lain. Upaya mendapatkan follower organik bisa dengan cara menyelenggarakan Giveaway atau aktivitas menarik lainnya yang dapat mengundang follower untuk selalu mengikuti setiap update konten kamu.
Buat program giveaway rutin dengan format menjawab pertanyaan di kolom komentar dengan syarat harus follow akun penyelenggara sekaligus mention 3 orang teman peserta untuk diajak mengikuti giveaway tersebut dengan syarat yang diberlakukan sama.
Lakukan dengan rutin dan konsisten. Selain menjaring follower organic, lakukan update konten secara rutin, lakukan konsisten dalam waktu yang disepakati. Misalnya, satu minggu sekali atau satu minggu dua kali. Tidak harus sering namun konsisten. Contohnya, jika kamu sanggup mengisi konten satu minggu sekali, lakukan rutin setiap senin atau hari apapun dengan konsisten agar follower mengetahui waktu release konten yang kamu sajikan.
4. Manfaatkan Untuk Membagikan Aspirasi dan Pemikiran Orisinal Â
Adanya media sosial, membuat kita bebas berekspresi untuk menuangkan berbagai karya pribadi yang dapat ditampilkan, ditawarkan kerja sama atau menjadi nilai tambah untuk aktualisasi diri. Jika zaman dulu saat ingin karya kita diakui publik harus dimuat dulu di media mainstream, seperti televisi, Koran dan radio, itu pun eksklusif hanya untuk orang-orang tertentu saja. Namun sekarang, siapapun bisa menjadi bintang, siapapun bisa bersinar dan dengan cepat dapat menemukan pengikutnya hanya dengan bantuan platform media sosial.
Contoh cerita suksesnya adalah Justin Bieber yang memulai debutnya berawal dari postingan karya nyanyi di kanal Youtube, Diana Rikasari dengan karya fashion yang dibagikan melalui blog pribadinya, Diana juga mendapat penghargaan bergengsi dengan dibuatkan patung dirinya oleh pemerintah Swiss dan dipajang di Museum yang terdapat di St.Gallen Swiss. Atau dari bidang pendidikan, Vina Mulia, seorang pekerja BUMN yang kerap berbagi tip dalam dunia kerja di akun TikTok nya. Kini Vina memiliki banyak fans yang selalu menantikan konten terbarunya karena sangat bermanfaat bagi anak muda yang sedang meniti karir.
Harus Ada Dasar Ilmunya
Walau konten berisi pengalaman pribadi dan hasil pemikiran pribadi, usahakan buat konten dengan dasar ilmu, ada kutipan narasumber jika diperlukan dan cantumkan sumbernya. Hal ini penting untuk konten-konten kesehatan atau yang berhubungan dengan sesuatu yang membutuhkan sumber ahli. Seperti dokter, psikolog, ahli gizi dan lain-lain. Jika kamu bukan tenaga ahli, bisa menggandeng narasumber yang dikenal atau mengutip dari pernyataan mereka di media dengan mencantumkan sumbernya.
Manfaatkan Untuk Promosi Usaha
Jika kamu mempunyai usaha seperti jualan barang atau jasa atau sedang membangun suatu branding usaha, sosial media dapat membantu proses promosi dan pemasaran dengan kreativitas tak terbatas. Kelebihan promosi melalui sosial media, selain hemat anggaran juga dapat berkreasi konten sesuai selera dalam berbagai format, baik text, foto, video, infografis hingga animasi.
Untuk promosi melalui sosial media, dipermudah lagi dengan fasilitas ads yaitu boost promosi melalui iklan di instagram atau facebook dengan target audiens yang dapat disesuaikan mulai dari geografis, usia, jenis kelamin hingga ketertarikan audiens terhadap sesuatu.
Tip Konsisten Update
- Mempunyai keinginan untuk berbagi, jika ada motivasi untuk berbagi pasti akan terpacu untuk konsisten membuat konten.
- Mempunyai tujuan, misalnya untuk monetisasi atau ingin kontennya berkembang
- Membuat Content Plan rutin secara periodik, secara harian, mingguan atau bulanan.
- Gunakan platform google trends untuk mencari isu-isu yang sedang banyak dibahas
Apa Saja Yang Tak Boleh Dilakukan?
Akun sosial media yang dimiliki memang hak perogratif ada pada pemiliknya namun bagaimanapun, jika kita sudah mempublikasi konten dan dapat dilihat dan dinikmati umum, berarti secara tidak langsung kita sudah milik publik dan harus beradaptasi dengan perkembangan serta aturan yang berlaku.
Jika aturan tertulis tertuang dalam UU ITE, yaitu arahan untuk tidak menyebarkan ujaran kebencian, perbuatan tidak menyenangkan serta merusak nama baik seseorang, pemilik akun sosial media pun wajib memahami etika bersosial media dengan menghindari aturan-aturan tak tertulis sebagai berikut:
- Tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks
- Tidak menyajikan konten berbau SARA dan pornografi
- Menghindari Plagiat
- Berkomentar di postingan orang lain yang tidak relevan dengan konten
- Menjadi Spammer
- Menyajikan konten provokatif
- Hal-hal yang sangat privacy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H