Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menguatkan Komitmen Hidup Sehat di Masa Pandemi

17 Desember 2020   12:57 Diperbarui: 17 Desember 2020   13:06 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum pandemi masalah sedentary alias malas gerak sudah mendominasi kebiasaan saya dan anak saya di rumah. Keasyikkan berselancar di sosial media, chatting, nonton tayangan-tayangan streaming hingga bekerja dan belajar pun semua dilakukan di sofa atau kasur. Sedikit sekali motivasi untuk bergerak sekadar melakukan peregangan otot atau memberi kesempatan pada darah untuk mengalirkan arusnya ke titik-titik yang dituju atau sekadar memadatkan otot agar tidak kendur.

Bukannya bangkit dan bergerak, malah bangkit hanya untuk mengambil camilan dan minuman yang semakin menumpuk kalori. Datanglah masa pandemi sejak Maret 2020 hingga sekarang yang belum pasti kapan berakhirnya dan belum ada tanda-tanda membaik juga. Memperparah kebiasaan buruk kami di rumah. Anak saya yang belajar jarak jauh, semakin membuatnya tidak mempunyai aktivitas fisik sama sekali. Begitu pula dengan saya, bekerja di rumah dengan kesibukan yang malah bertambah membuat saya nempel terus di kursi kerja, sering lupa untuk sekadar angkat dumble, sit up atau senam ringan.

Saya tersadarkan dengan kabar duka dari sepupu saya yang meninggal karena diabetes, kesedihan meningkat karena saya tak bisa takziah untuk tujuan saling melindungi dari penyebaran virus. Saya sadar sepenuhnya dan tak ingin melakukan kebiasaan yang sama dengan almarhumah sesupu saya yang masih usia 20 tahun sudah terkena diabetes karena pola makan tidak terkontrol dan tidak ada aktivitas fisik.

Bagai dayung bersambut merasa mendapat jalan dan tercerahkan, saat mengikuti webminar Danone Blogger Academy Reunite bersama Kompasiana pada 11 Desember 2020 mengangkat bahasan "Revolusi Hidup Sehat di Masa Pandemi" menghadirkan narasumber dr.Muhammad Soffiudin (Occupational Health Leader Danone Indonesia) yang dirangkaikan dengan dua materi pendukung yaitu "Mengasah Critical Thinking" dari Bapak Tri Agung Kristanto (Wakil Pemred Kompas) dan produksi konten melalui infografis bersama Niko Julius.

Tiga pemateri ini melengkapi kehangatan kami para alumni Danone Blogger Academy yang saling melepas rindu walau secara online, berkumpulnya dapat, ilmunya juga dapat jadi komplit mengisi quality time saya menjelang akhir pekan saat itu.

Dok Pri
Dok Pri

Revolusi Hidup Sehat di Masa Pandemi

Ada tiga cara untuk melakukan upaya hidup sehat yang disampaikan oleh dr.Soffiudin, yaitu:

Jaga Aktivitas Fisik

Sering dikaitkan oleh banyak orang termasuk saya saat berdalih karena malas olah raga dengan mengungkapkan "saya sudah banyak kerjaan rumah dari mulai cuci piring, ngepel, cuci mobil dan berkebun jadi sama saja dengan olah raga."

Ternyata, menurut dr.Soffiudin aktivitas mengerjakan pekerjaan rumah seperti cuci piring, ngepel dan lain-lain itu bukan termasuk aktivitas fisik yang mendukung kebugaran tetapi dinamakan Non-Exercise Physical Activity (NEPA) yaitu bentuk aktivitas fisik yang tidak memiliki struktur baku tertentu. NEPA sifatnya hanya meningkatkan pengeluaran kalori harian.

Jadi, jika ingin mendapatkan pengeluaran kalori, kebugaran, imunitas sekaligus kebahagiaan, aktivitas fisik harus ditingkatkan pada exercise yang merupakan bentuk aktivitas fisik terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Misalnya, bersepeda, senam SKJ, jogging atau jenis olah raga lainnya yang menuntut gerakan berulang dan terstruktur sehingga memberikan efek pembentukkan otot yang baik, mengalirkan darah yang lancar dan membuat pikiran sehat.

Selain NEPA dan Exercise, dr.Soffiudin juga memberikan wawasan soal olahraga yang memiliki peraturan, goals dan dapat dikompetisikan. Jenis olah raga ini misalnya futsal, basket, tinju, sepak bola, wushu dan lain-lain.

Jadi, aktivitas fisik yang cocok untuk kita terapkan adalah exercise berdosis FITT (Frequency, Intensity, Time, Type) ini sangat dianjurkan untuk mengukut intensitas exercise agar tak berpotensi cedera. Kegiatan inipun wajib dievaluasi agar diketahui jenis exercise mana yang cocok dijalankan sesuai dengan kondisi fisik masing-masing.

Terpenting lagi, lakukan di rumah saja supaya aman exercise nya karena pandemi masih tinggi. Kalaupun mau di luar rumah, terapkan protokol kesehatan, selesai olah raga langsung pulang dan bersihkan semua yang dipakai.

Istirahat Cukup

Anjuran banyak aktivitas fisik bukan berarti harus bergerak terus, istirahat yang cukup pun sangat penting. Terutama tidur berkualitas yang nyenyak dalam waktu 8 jam.

Jaga Gizi Seimbang

Asupan gizi seimbang tentu menjadi bagian yang tak kalah penting menjadi amunisi di masa pandemi maupun di masa normal dan dr.Soffiudin menganjurkan penerapan "isi piringku" dengan porsi yang cukup berisi marconutrient (kabrohidrat, protein dan lemak) serta micronutrient (vitamin dan mineral).

Hindari diet ekstrim dan konsumsi makanan berlebihan. Tidak lupa untuk memperbanyak makan sayur dan buah serta minum air putih yang cukup. Tidak minum yang mengandung alkohol dan tidak merokok.

Gizi seimbang sangat penting sebagai asupan zat pembangun dan pelindung tubuh. Kurangi makanan instan dan sebaiknya di masa pandemi ini, makan makanan yang dimasak di rumah agar lebih terjamin kebersihannya dan jelas kandungan nutrisinya.

Jaga Kesehatan Mental

Rasa cemas, overthinking , kesepian dan sederet hal tidak nyaman seolah menyatu dalam pikiran. Walau sudah cukup asupan nutrisi, olah raga giat dan istirahat cukup tapi pikiran terganggu bahkan tidak mampu mengelola emosi dengan baik, ini berpotensi menurunkan imun tubuh padahal imun sangat diperlukan untuk melawan covid-19.

Maka dari itu, perasaan, emosi dan mood harus dijaga supaya tetap stabil dan diri mempunyai sikap bijak dalam menghadapi tantangan berat yang menuntut kita untuk terus berjuang mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk bertahan. Membangun kekuatan fisik dan mental yang tahan banting. Punya kemampuan mengubah kesulitan menjadi solusi.

Dalam hal ini, dr.Soffiudin menyarankan supaya kita banyak berbagi cerita dengan orang terdekat, lakukan upaya menenangkan diri dengan meditasi ringan, nonton film favorit, quality time bersama keluarga.

Tidak lupa meningkatkan spiritual menurut kepercayaan masing-masing. Ambil sisi positif dan hikmahnya dari kondisi pandemi ini. Kembangkan hobi baru, potensi baru dan tingkatkan daya juang.

Dok : pixabay.com
Dok : pixabay.com

Asah Critical Thinking

Setelah melakukan tiga revolusi hidup sehat, penting juga untuk mengasah critical thinking sebab kembali lagi, di masa pandemi banyak beredar berita hoaks tentang kesehatan, mitos tentang covid, berita media yang ambigu dan kurang valid serta berita yang disebarkan melalui grup chat yang diikuti. Ini sangat menuntut siapapun untuk pandai memilah apa yang diterimanya.

Lalu Bapak Tri Agung Kristanto pun memberikan pengayaan kepada kami agar selalu menerapkan sikap kritis, tidak mudah percaya dengan berita yang dibagikan orang lain dalam arti selalu berusaha memverifikasi kebenarannya dan mencari sumbernya yang valid.

Melimpahnya informasi membuat pembacanya kalap dalam memilih mana berita yang akan dikonsumsinya. Bahkan tak sedikit yang merasa bingung dan ragu dengan kebenaran berita tersebut. Oleh karena itu, memupuk bersikap kritis terhadap berita yang datang akan mampu memfilter mana berita yang layak dan tidak untuk dibaca dan disebarkan kembali.

Sedangkan dari sisi content creator seperti blogger, bersikap kritis saat menuliskan dan menyampaikan berita sebaiknya dengan cara memaksimalkan kejelian menangkap hal menarik dan penting di sekitar kita. Menurut Bapak Tri Agung, apabila kita menyampaikan informasi didahului oleh hal menarik, akan mengundang atensi pembaca atau audiens untuk meneruskan membaca atau menyimak apa yang kita bagikan.

Lalu, pengolahan informasi yang kritis juga akan memberikan kesempatan kepada kita untuk lebih banyak lagi menggali bahan informasi yang akurat, banyak verifikasi dan sumber yang valid. Dengan demikian, informasi yang dibagikan benar-benar logis, sesuai fakta dan tidak menggantung. Juga terhindar dari sikap menyajikan berita hoaks.

Niko Julius (Dok Pri)
Niko Julius (Dok Pri)

Mambuat Infografis

Mendukung misi critical thinking yang dibagikan oleh Bapak Tri Agung, tips membuat konten infografis sebagai penarik perhatian dalam penyajian konten juga disampaikan Niko Julius, Instagram experts yang memberikan tips dan langkah membuat infografis yang menarik. Menurut Niko, infografis yang baik selalu ada komponen judul, narasi singkat dan poin-poin isi informasi yang dikemas menarik menggunakan foto, animasi dan tone warna yang serasi. Tidak lupa untuk menyantumkan identitas pembuatnya.

Danone Blogger Academy dan Danone Vlogger Academy ini sangat padat berisi, sambil berkumpul walau via online tapi sangat bermanfaat dan berwawasan. Terima kasih Danone dan Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun