Pada proses denaturasi ini terjadi pemutusan ikatan pada struktur sekunder, tersier, dan kuarterner, sehingga protein yang berbentuk folding akan membuka lipatannya dan volumenya menjadi besar (Misra et al). Sehingga untuk mengetahui persentase kompleks teksenium-99m yang terbentuk, maka digunakan metode kromatografi kertas.Â
Sediaan nanokolid HSA tergolong senyawa koloid, yang mana adanya partikel dalam larutan. Saat proses kromatografi kertas berlangsung, nanopartikel teknesium-99 HSA tidak bisa terbawa pelarut menuju ke atas, sedangkan teknesium-99m fraksi bebas akan terbawa oleh fasa geraknya yang berupa larutan polar pada posisi Rf = 0,38, sehingga senyawa nanopartikel teknesium-99m HSA dan teknesium-99m bebas dapat terpisah (Yunilda dkk,2017).Â
Saat menghitung aktivitas pada masing-masing Rf, dapat diketahui persentase teknesium-99m yang berikatan dengan nano HSA dan teknesium-99m yang tidak berikatan, sehingga diketahui yield penandaan nanokoloid HAS.Â
Pada penelitian ini juga dilakukan juga pengujian pH. Human serum albumin (HAS) terdiri dari gabungan asam-asam amino yang memiliki gugus karboksil (-COOH) dan gugus amina (-NH2) (Yunilda dkk, 2017).Â
Dalam larutan, asam amino bersifat amfoter yang mana cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam (Santos et al, 2013). Saat keadaan asam, asam amino seperti human serum albumin (HAS) akan bermuatan negatif.Â
Muatan negatif pada nanokoloid HSA perlu dipertahankan karena senyawa ini akan berikatan secara dengan teknesium-99m yang bermuatan +5. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode kromatografi kertas dapat diterapkan dalam pengujian asam amino khususnya bidang kedokteran yang mana menguji human serum albumin (HSA). HSA tergolong senyawa organik karena tergolong protein yang tersusun dari gabungan asam amino.
Berdasarkan penelitian Yuniarti dkk pada tahun 2017, memanfaatkan kromatografi kertas untuk pemeriksaan kualitatif senyawa yang terkandung dalam fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas.
Salah satu senyawa yang terdapat dalam fraksi tersebut adalah asam-asam amino. Pada penelian tersebut, menggunakan bahan kromatografi kertas yang mana kertas saring sebagai fase diam sedangkan n-butanol: asam asetat: air (3:1:1) sebagai fase gerak. Metode kromatografi kertas pada penelitian ini adalah kramatografi kertas menaik, yang mana ujung bawah kertas dicelupkan ke dalam fase gerak (eluen) sehingga eluen bergerak merambat ke atas (Anonim, 2002).Â
Eluen yang digunakan adalah n-butanol-asam asetat-air (BAA) (3:1:1) adalah merupakan suatu pengembang umum untuk banyak golongan kandungan tanaman yang polar (Harbone dkk, 1996). Hasil dari penelitian tersebut adalah noda berwarna timbul yang dapat menentukan harga Rf. Bahan uji memberikan nilai Rf sebesar 0,42 dan 0,81.Â
Hal tersebut disebabkan oleh adanya senyawa lain dalam fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas, salah satu senyawanya adalah asam amino. Selain itu, fraksi larut air ekstrak pisang dapat menurunkan glukosa darah dengan senyawa aktif asam-asam amino.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran kromatografi kertas dalam penelitian terkiat biokimia sangat penting. Kromatografi kertas berperan dalam penelitian mengenai human serum albumin yang didalamnya mengandung senyawa asam amino.Â