Ketiga bahasa Ciptaan Individu. Contohnya Bahasa Esperanto adalah yang pertama kali dimunculkan oleh seorang Polandia bernama Dr. Ludovic Lazorus Zamenhof (1859-1917). Bahasa Esperanto diciptakan sebagai jembatan komunikasi antar individu dari berbagai negara dalam pengertian lain sebagai pengganti bahasa Inggris sebagai bahasa Internasiomal. Bahasa Esperanto adalah bahasa yang netral,  bukan milik bangsa atau etnis tertentu. Ternyata ini bahasa ini tidak berkembang. Penulis memiliki dua buku tentang bahasa  Esperanto ini yaitu
- FUNDAMENTO DE ESPERANTO Â oleh D-RO LL. ZAMENHOF
- KAMUS ESPERANTO-INDONESIA  oleh  HASAN BASRI-LIONG S. KIAT
Keempat eksistensi bahasa yang tidak ada wujudnya, . Contoh bahasa yang alias tidak ada eksistensi bahasanya adalah bahasa Batak. Bahasa Batak tidak termasuk ke dalam eksistensi pertama. Batak yang selalu disebut terdiri dari 5 etnis pendukung yaitu Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Mandailing/Angkola, tetapi  bahasa yang mempersatukan ke lima etnis ini tidak ada. Tidak ada satu bahasa yang mempersatukan ke lima etnis yang disebut Batak ini. Tetapi kelompok pendukungnya ngotot ada etnis Batak. Nyatanya orang Karo menggunakan bahasa Karo orang Toba, Simalungun, Mandailing/Angkola  tidak memahaminya, demikian sebaliknya.  Demikian juga  tidak termasuk ke dalam eksistensi kedua yaitu bahasa yang diciptakan  untuk mempersatukan ke lima etnis yang disebut Batak ini. Tidak ada upaya dari tokoh-tokoh kelima etnis  ini menciptakan bahasa yang bisa  mempersatukan mereka yang terdiri dari Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Mandailing/Angkola. Maka Batak tidak mempunyai bahasa yang mempersatukan ke lima etnis yang disebut Batak tersebut.
Eksistensi bahasa pertama banyak perguruan tinggi membuka kajian terhadapnya, sedangkan eksistensi bahasa kedua, dan ketiga kemungkinan besar tidak ada perguruan tinggi yang membuka kajian terhadapnya. Sedang eksistensi bahasa keempat mungkin satu-satu hanya ada di Program Sastra Batak  di Universitas Sumatera Utara Medan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H