Mohon tunggu...
KAWAR S. BRAHMANA
KAWAR S. BRAHMANA Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya adakah rakyat biasa, tidak biasa dimana-mana dan juga tidak biasa kemana-mana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

EMPAT EKSISTENSI BAHASA DI DUNIA

16 Juni 2016   19:31 Diperbarui: 17 Juni 2016   13:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahasa BATAK Eksistensi Keempat

Oleh Kawar S. Brahmana

Definisi Bahasa

Gories Keraf  memberikan dua pengertian bahasa. Pertama  bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Pendapat Gories Keraf ini  mirip dengan yang diungkapkan oleh Tarigan yang juga memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.

Namun ada pula yang mendefinisikan bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Atau bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.

Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia bahasa adalah 1.  sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; 2. perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa  (suku bangsa, negara, daerah, dan sebagainya); 3. percakapan (perkataan) yangg baik; sopan santun; tingkah laku yg baik.  Sedangkan bahasa  daerah adalahbahasa yg lazim dipakai dl suatu daerah;  bahasa  Jawa, bahasa Sunda

Maka bahasa adalah pintu masuk untuk memahami  sosial budaya masyarakat pendukung bahasa tersebut.

Eksistensi Bahasa Di Dunia Ini

Eksistensi Bahasa di dunia ada 4.

Pertama eksistensi bahasa yang masih ada pemakainya. Bahasa ini sampai saat ini masih eksis (ada), masih digunakan oleh pendukungnya. Contohnya bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bugis, Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, Bahasa Rusia dan lainnya.

Kedua eksistensi bahasa yang sudah tidak ada pemakaianya. Bahasa ini sudah lenyap. Bahasa ini sudah tidak ada lagi dan seiring dengan punahnya pendukungnya. Contohnya Bahasa ETRUSKA yang sudah  lenyap, padahal sumbangan peradapan bahasa ETRUSKA ini banyak kepada peradapan Romawi.

Ketiga bahasa Ciptaan Individu. Contohnya Bahasa Esperanto adalah yang pertama kali dimunculkan oleh seorang Polandia bernama Dr. Ludovic Lazorus Zamenhof (1859-1917). Bahasa Esperanto diciptakan sebagai jembatan komunikasi antar individu dari berbagai negara dalam pengertian lain sebagai pengganti bahasa Inggris sebagai bahasa Internasiomal. Bahasa Esperanto adalah bahasa yang netral,  bukan milik bangsa atau etnis tertentu. Ternyata ini bahasa ini tidak berkembang. Penulis memiliki dua buku tentang bahasa  Esperanto ini yaitu

  • FUNDAMENTO DE ESPERANTO  oleh D-RO LL. ZAMENHOF
  • KAMUS ESPERANTO-INDONESIA   oleh  HASAN BASRI-LIONG S. KIAT

Keempat eksistensi bahasa yang tidak ada wujudnya, . Contoh bahasa yang alias tidak ada eksistensi bahasanya adalah bahasa Batak. Bahasa Batak tidak termasuk ke dalam eksistensi pertama. Batak yang selalu disebut terdiri dari 5 etnis pendukung yaitu Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Mandailing/Angkola, tetapi  bahasa yang mempersatukan ke lima etnis ini tidak ada. Tidak ada satu bahasa yang mempersatukan ke lima etnis yang disebut Batak ini. Tetapi kelompok pendukungnya ngotot ada etnis Batak. Nyatanya orang Karo menggunakan bahasa Karo orang Toba, Simalungun, Mandailing/Angkola  tidak memahaminya, demikian sebaliknya.  Demikian juga  tidak termasuk ke dalam eksistensi kedua yaitu bahasa yang diciptakan  untuk mempersatukan ke lima etnis yang disebut Batak ini. Tidak ada upaya dari tokoh-tokoh kelima etnis  ini menciptakan bahasa yang bisa  mempersatukan mereka yang terdiri dari Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Mandailing/Angkola. Maka Batak tidak mempunyai bahasa yang mempersatukan ke lima etnis yang disebut Batak tersebut.

Eksistensi bahasa pertama banyak perguruan tinggi membuka kajian terhadapnya, sedangkan eksistensi bahasa kedua, dan ketiga kemungkinan besar tidak ada perguruan tinggi yang membuka kajian terhadapnya. Sedang eksistensi bahasa keempat mungkin satu-satu hanya ada di Program Sastra Batak  di Universitas Sumatera Utara Medan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun