Mohon tunggu...
Arif Susila
Arif Susila Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menjalani Hidup

Peneliti Balitbangtan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Carica: Buah Lokal Eksotik dan Konservasi Lahan

22 Oktober 2020   22:18 Diperbarui: 24 Oktober 2020   20:04 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Arsyad (1989), erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah dan bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Erosi merupakan salah satu tenaga geomorfologis yang menyebabkan permukaan bumi menjadi turun. 

Besarnya erosi yang diperkirakan dalam penelitian ini merupakan erosi yang dipercepat (accelarated erosion) yaitu erosi yang penyebab utamanya adalah kegiatan manusia atau kadang-kadang hewan dan besarnya jauh lebih cepat dari erosi normal atau erosi geologi.

Perhitungan besar erosi dalam penelitian ini menggunakan Persamaan Umum Kehilangan Tanah (PUKT) yaitu A = R K L S C P (Ton/Ha/Thn). Dari besar nilai A yang dikombinasikan dengan kedalaman solum tanah akan diperoleh Tingkat Bahaya Erosi (TBE) tanah.

Laju erosi tanah adalah besarnya tanah yang hilang dari permukaan asli yang disebabkan oleh adanya tetes hujan dan aliran permukaan. Laju erosi tanah tergantung pada besarnya nilai dari faktor- faktor erosinya ditambah dengan kecepatan aliran permukaan yang terjadi pada daerah tersebut. Hasil perhitungan laju erosi per  satuan lahan dapat dilihat pada Tabel 3. berikut.

Sumber: Widiastuti
Sumber: Widiastuti
Perkiraan erosi tahunan rata-rata dan kedalaman tanah dipertimbangkan untuk menentukan tingkat bahaya erosi untuk setiap titik pengamatan. Kelas tingkat bahaya erosi diberikan pada tiap satuan lahan dengan menggunakan informasi kedalaman tanah. Untuk selengkapnya penentuan klasifikasi tingkat bahaya erosi untuk setiap titik pengamatan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

image004-5f91b8f78ede48084426bcc2.jpg
image004-5f91b8f78ede48084426bcc2.jpg
Tingginya laju pertumbuhan dan produksi/hasil panen tanaman budidaya merupakan tujuan akhir dari setiap pengembangan teknologi budidaya tanaman. Pengukuran dari peubah pertumbuhan dan hasil tanaman bertujuan untuk mengetahui lebih banyak mana hasil produktivitasnya dalam tanaman tumpangsari apabila dibanding dengan monokultur kentang .

Hasil dari perbedaan produktivitasnya disajikan pada Tabel 5, setelah ditimbang hasil analisa tidak ada perbedaan dalam produktivitasnya dalam penanaman tumpang sari dan monokultur.

Sumber: Widiastuti
Sumber: Widiastuti
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada pola tanam tumpangsari, produktivitas dari hasil umbi, akar, batang dan daun yang berumur 65 hari lebih banyak dari pada monokultur. 

Semakin Tinggi produktivitas tanaman menunjukkan semakin tinggi kemampuan tanaman untuk memanfaatkan potensi lingkungan dalam satuan waktu dan luas lahan. Sejalan dengan hasil penelitian Handayani (2011) yang menyatakan bahwa pengaruh tumpangsari gandum dengan tembakau terhadap pertumbuhan dan hasil monokultur tembakau, dimana rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun tembakau pada tumpangsari lebih tinggi daripada monokulturnya.

Hal ini membuktikan bahwa peningkatan intensitas pengolahan lahan pada sistem tumpangsari berdampak luas bagi struktur, kombinasi dan aktivitas organisme pada lingkungan tersebut. Selain berperan penting sebagai dekomposer dan “soil engeneer , keberadaan cacing tanah juga dapat menyebabakan keadaan lingkungan yang semakin beragam dengan adanya pembentukan ‘cast’ di permukaan tanah sehingga banyak spesies- spesies makrobiata tanah lainnya dapat hidup bersama (Co-existensi).

farrachman.wordpress.com
farrachman.wordpress.com
Pertumbuhan carica tersebar pada dua wilayah administrasi yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, secara luas tanam dan populasi lebih tinggi di Banjarnegara, tetapi produk olahannya banyak terdapat di Wonosobo. Tidak terdapat perselisihan dari pengembangan tanaman ini, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun