Mohon tunggu...
Bondan Pandiani
Bondan Pandiani Mohon Tunggu... -

Jokowi sudah berbuat hal kecil saat semua orang masih bermimpi - Muhammad Harris Indra (Gerindra)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasukan Nasi Bungkus

7 Juni 2014   21:42 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:48 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14021257391469976591

[caption id="attachment_310069" align="aligncenter" width="526" caption="detik.com"][/caption]

Ternyata Puisi "Pasukan Nasi Bungkus" buatan Fadli Zon adalah hal yang benar-benar terjadi. Hal ini terdapat di Majalah Detik Edisi Juni 2014. Karena saya sudah lupa dengan puisi pasukan nasi bungkus, akhirnya saya search di google dan bisa lihat disini.

Setelah membandingkan antara puisi dan berita di detik, saya akhirnya berkesimpulan bahwa puisi itu dibuat berdasarkan kejadian-kejadian nyata, yang dalam bahasa hollywood-nya "based on actual events". Berikut perbandingan antara puisi dengan berita di majalah detik.

Puisi:

"Kami pasukan nasi bungkus
Laskar cyber pejuang di belakang komputer
Senjata kami facebook dan twitter
Menyerang lawan tak pernah gentar
Patuh setia pada yang bayar"

Berita:

Sebelum bertugas, mereka diminta untuk mengetahui sejarah baik dan buruk Prabowo sehingga bisa menangkis bila ada berita negatif terhadap mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. Sehari, biasanya ia diberi 8 berita untuk dikomentari dengan 5 akun Twitter dan 5 akun Facebook-nya.

Puisi:

"Kami pasukan nasi bungkus
Hidup dari cacian dan fitnah harian
Tetap gagah bertopeng relawan
Tak kenal menyerah selalu melawan
Identitas diri jarang ketahuan"

Berita:

“Dulu sih tidak tahu. Dibilang dulu kerjanya di depan komputer saja. Mereka bilang sih jangan sampai ada yang tahu kalau kita kerja kayak gitu,” kata laki-laki muda itu.

Ia berkisah dirinya diajak temannya untuk menjadi relawan di Think Big Indonesia (TBI), yang berkantor di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Banyak teman di kampusnya, sebuah universitas ternama di Tangerang, Banten, yang mengisi waktu dengan menjadi relawan dan mendapatkan uang lumayan.

Puisi:

"Kami pasukan nasi bungkus
Punya sejuta akun siluman
Bagai pedang terhunus
Siap menghujam setiap orang"

Berita:

Mantan anggota tim TBI lainnya menjelaskan, selain melawan berita negatif Prabowo, mereka juga ditugasi memberi komentar-komentar berita tentang Jokowi. “Misalnya menulis komentar sebagai warga Jakarta dan menulis komentar agar Jokowi menyelesaikan tugas di Jakarta terlebih dahulu,” kata mantan karyawan TBI tersebut, yang juga tidak mau disebut namanya, kepada majalah detik.

“Misalnya lagi tentang revolusi mental, aku pernah komen visi-misinya Jokowi enggak jelas banget. Ngambang,” ujarnya.

Puisi:

"Kami pasukan nasi bungkus
Tak takut dosa apalagi neraka
Kami bisa tertawa di balik luka
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa"

Berita:

“Kita cuma disuruh bagaimana berita buruk tentang Prabowo dipelintir jadi baik,” kata pemuda itu.

Ia memberi contoh, misalkan bila Prabowo diberitakan melanggar HAM, maka ia diarahkan untuk menulis komentar, itu kejadian lama, sampai saat ini pengadilan belum menentukan Prabowo bersalah atau tidak, lagi pula semua orang itu pasti punya kesalahan.

“Saya sebenarnya netral, tapi, karena kerja di situ, ya saya harus bela Prabowo. Saya keluar begitu lulus dan dapat kerjaan lain, itu cuma untuk ngisi kegiatan daripada nganggur,” cerita pria itu.

..........

Bagaimana menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun