Unik. Proses pemanggangan menggunakan batu panas. Proses grill, memanggang seperti itu jarang kutemui. Berbeda dengan bakar-bakaran barbeque ataupun model penjual sate umumnya.
Proses "batu panas" itu dipilih salah satunya karena untuk lebih dapat mempertahankan "juicy" sari dagingnya. "Juicy" ini yang membuat cita rasa daging menjadi sangat terasa. Kalau dibakar langsung pakai arang bisanya sari-sari ini menetes dan terbakar di panggangan. Hilang.
Sate Domba Polos Kehidupan atau Manis di Bibir?
Ada menu sate domba yang unik namanya "Sate Domba Polos Kehidupan" dan "Sate Domba Manis di Bibir". Gokil banget dah.
Dua nama itu merepresentasikan jenis olahan sate dombanya. Satu, sate polos, tanpa oles-olesan bumbu, sambal. Dua, yang manis, itu baru pakai olesan bumbu dalam sambal.
Pilih yang mana?
Aku pilih "Sate Domba Polos Kehidupan", saat aku ingin tau gimana seeh rasanya daging domba original itu. Jadi daging polos adalah cara yang tepat tuk cari tau. Bakarnya sedang-sedang saja. Biar gak terlalu keras. Padahal aku sukanya bakar matang. Yang berwarna-warna mateng getu. Di sinilah baru ketahuan tekstur lembut domba itu.
Aku pilih "Sate Domba Manis di Bibir", untuk memenuhi hasrat kesukaan bumbu sateku. Bumbu kecap manis. Ya, buatku untuk bumbu sate itu paling cocok ya, kecap manis. Bolehlah tambahin pedas cabe.
Nah praktik memanggangnya gampang. Tersedia lempengan batu panas sekira ukuran 2 jengkal panjangnya. Tebalnya hmmm sekira 2 cm apa yak. Panas lhoo, hati-hati jangan nyenggol hehe. Batu ini muat sekira 8 tusuk sate domba. Itu isi satu porsi Sate Domba Pak Udin Petot. Ditemani bawang, bawang bombay yang sedap kalau dibakar.