Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sate Domba Dipanggang dengan Batu, Menyantapnya Bikin Gregetan!

4 Juli 2019   14:53 Diperbarui: 5 Juli 2019   01:42 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)

"Bakar satenya pake lempengan batu panas, yang panasnya mampu bertahan selama 30-an  menit." 

Sebagai penggila olahan sate plus petualang rasa, menyantap sate itu adalah soal kepuasan, petualangan dan bukan sekadar soal perut kenyang. Seperti halnya menyantap sate domba.

Sebenarnya aku tuh jarang nemuin penjual olahan sate jenis domba. Sama halnya sate bebek. Jarang. Biasanya yang familiar dijual tuh olahan sate dari daging kambing dan ayam.

Tapi apapun daging olahan sate, aku suka. Kambing, ayam, bebek. Oke semua. Tapi grade-nya tetap suka kambing, setelahnya bebek. Kalau daging domba? Ini istimewa. Mungkin karena jarang nemuin di warung, rumah makan maupun pinggiran jalan. Ketemu-ketemu di menu restoran hotel.

Selain sea food, sate itu jenis kuliner yang kusukai. Sukanya itu sampai ambang batas, "Kalau kondisi badan sakit, gak enak makan, sate menjadi perkecualian. Masih terasa nikmat." Catettttt!!!

Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)

Lempengan Batu Memanggang Sate Domba 

Namanya juga sate, jadi olahannya ya dibakar, dipanggang. Umumnya arang sebagai pemanasnya. Atau kalau di rumah bakar sendiri, pake kompor gas. Gak mau repot kipas-kipas. Gak mau kena abu arang yang berterbangan. Gak mau wajah berkilat-kilat merah kena panasnya. Blaikkk. Malesan banget haha.

Ya, sate itu memang dikit repot. Tapi sebenarnya justru asyik dan gregetnya itu di proses memanggangnya. Proses manggang sate itu yang membuat aroma tradisionalnya kental terasa.

Seperti model memanggang sate ala menu Sate Domba Pak Udin Petot di Waroong Kebayoran, Jakarta Selatan yang aku datangi Minggu 30 Juni 2019 lalu.

Unik. Proses pemanggangan menggunakan batu panas. Proses grill, memanggang seperti itu jarang kutemui. Berbeda dengan bakar-bakaran barbeque ataupun model penjual sate umumnya.

Proses "batu panas" itu dipilih salah satunya karena untuk lebih dapat mempertahankan "juicy" sari dagingnya. "Juicy" ini yang membuat cita rasa daging menjadi sangat terasa. Kalau dibakar langsung pakai arang bisanya sari-sari ini menetes dan terbakar di panggangan. Hilang.

Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)

Sate Domba Polos Kehidupan atau Manis di Bibir?

Ada menu sate domba yang unik namanya "Sate Domba Polos Kehidupan" dan "Sate Domba Manis di Bibir". Gokil banget dah.

Dua nama itu merepresentasikan jenis olahan sate dombanya. Satu, sate polos, tanpa oles-olesan bumbu, sambal. Dua, yang manis, itu baru pakai olesan bumbu dalam sambal.

Pilih yang mana?

Aku pilih "Sate Domba Polos Kehidupan", saat aku ingin tau gimana seeh rasanya daging domba original itu. Jadi daging polos adalah cara yang tepat tuk cari tau. Bakarnya sedang-sedang saja. Biar gak terlalu keras. Padahal aku sukanya bakar matang. Yang berwarna-warna mateng getu. Di sinilah baru ketahuan tekstur lembut domba itu.

Aku pilih "Sate Domba Manis di Bibir", untuk memenuhi hasrat kesukaan bumbu sateku. Bumbu kecap manis. Ya, buatku untuk bumbu sate itu paling cocok ya, kecap manis. Bolehlah tambahin pedas cabe.

Aku manggangnya agak kecoklatan. Suka Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Aku manggangnya agak kecoklatan. Suka Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Tapi lebih gregetnya di menu Sate Domba Pak Udin Petot ini, menjembatani untuk mengeksplore lebih banyak soal rasa. Disediakan 4 jenis sambal. Ada Sambal Matah, Sambal Dabu-Dabu, Sambal Krenyos dan Sambal Kecap. Aku bayangin kalau ditambahin andaliman, gimana yak?

Nah praktik memanggangnya gampang. Tersedia lempengan batu panas sekira ukuran 2 jengkal panjangnya. Tebalnya hmmm sekira 2 cm apa yak. Panas lhoo, hati-hati jangan nyenggol hehe. Batu ini muat sekira 8 tusuk sate domba. Itu isi satu porsi Sate Domba Pak Udin Petot. Ditemani bawang, bawang bombay yang sedap kalau dibakar.

Lisa sibuk banget manggang sate ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Lisa sibuk banget manggang sate ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Putri sedang eksperimen manggang Sate domba. (Foto Bozz Madyang)
Putri sedang eksperimen manggang Sate domba. (Foto Bozz Madyang)
Ingat bolak balik secara kontinyu. Ikutin panas yang ada, karena semakin lama panas batu semakin menurun. Tapi sebenarnya beberapa menit sudah cukup untuk membakar daging dombanya. Matangnya sesuai selera. Bagi yang demen setengah matang maka lebih cepat selesai. Kalau aku suka bakar yang agak berwarna getu.

Jangan lupa eksplore rasa dengan mengolesin sate pakai bumbu yang tersedia. Bebas oles berapa kali. karena demennya manis pedas, aku pakai sambal manis, dan matah. Kalau kamu suka pedas, tuh pake Sambal Krenyos. Pedesss bingit loor komentar temanku.

Sate domba Pak Udin Petot. (Foto Bozz Madyang)
Sate domba Pak Udin Petot. (Foto Bozz Madyang)

Domba Unyu Demi Kualitas Premium

Tantangan olahan sate domba ini seperti daging kambing adalah soal kualitas dagingnya. Daging yang kurang empuk dan amis, tentu saja akan menurunkan kualitas rasa. Itulah yang menjadi perhatian utama Cherish, salah satu pencetus menu Sate Domba Pak Udin Petot ini.

Jadi kualitas domba sangat diperhatikan. Separuh bagian badan ke belakang daging domba diolah untuk sate. Bagian depannya untuk menu lainnya. Bagian depan ini lebih liat teksturnya, makanya minus bagian kepala domba, diolah menjadi menu lain, seperti Sop Iga Domba Bakar dan Gulai Domba Menggairahkan.

Gulai domba menggairahkan, ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Gulai domba menggairahkan, ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Sop iga domba bakar ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Sop iga domba bakar ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Domba unyu, muda yang didatangkan dari Garut usia 6-8 bulan menjadi pilihan demi mendapatkan daging yang empuk. Memang tak serta merta bisa seragam, mengingat bagian-bagian domba memang berbeda-beda tingkatnya seperti halnya daging sapi. Jadi masih wajar dalam seporsi beragam bagian domba yang tersaji. Lebih variatif malahan.

Terlepas dari itu menikmati sate domba ala Sate Domba Pak Udin Petot ini memberiku petualangan rasa dan cara menikmati olahan sate. Olahan domba bagiku lebih halus karakternya dibanding kambing. Soal manfaatnya, konon tak beda jauh antara daging domba dengan daging kambing.

Sama-sama mengandung protein, kalsium, vitamin B1 dan B2 yang tinggi. Juga mengandung fosfor yang bisa mencegah osteoporosis. Bisa berguna untuk mencegah terjadinya anemia. Dan lain sebagainya.

Jadi kalau kamu 'ngiler" dan mau bertualang rasa daging domba sekaligus menikmati sate sesuai selera, bolehlah menikmati ala panggangan batu panas ini. Lihat neh foto ngilernya teman-temanku. hehee

Eryani siap santap Iga domba bakar ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Eryani siap santap Iga domba bakar ala Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Hermini nikmati Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
Hermini nikmati Sate domba Pak Udin Petot, Jakarta. (Foto Bozz Madyang)
PriceLlist Sate domba Pak Udin Petot. (Dok Sate Domba Pak Udin Petot))
PriceLlist Sate domba Pak Udin Petot. (Dok Sate Domba Pak Udin Petot))
Enjoy. Salam kuliner

Kedai Sate Domba Pak Udin
IG @SateDombaPakUdin
Lantai 2 Waroong Kebayoran
Jl. Prof. Joko Sutono SH No. 33, Jakarta Selatan.

IG @bozzmadyang @madyanger

Behind the scenes alias Kenditan. (Foto Lisa Mo)
Behind the scenes alias Kenditan. (Foto Lisa Mo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun