Makanan kampung itu.... "ngangenin". Mengingatkan tentang kehidupan bersahaja. Suka cita makan bersama dengan menu-menu sederhana. Menu warisan budaya bangsa.Datang ke festival kuliner Kampoeng Tempo Doeloe itu mengingatkan tentang kampung halaman. Ingat makanan khas daerah yang penuh kenangan. Cicipin aneka soto khas daerah asal menyadarkan bahwa negeri kita kaya akan budaya kuliner. Menikmati untuk pertama kalinya Soto Kesawan nan legendaris sejak 1960 yang hanya ada di Medan, membuatku mengenal soto ternama itu. Â
Video yang kubuat, ada di channel Youtube madyanger dan IG @madyanger. (bozzmadyang)
Berada di Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) 2018 berasa di kampung dikelilingi kuliner dari seluruh penjuru tanah air. Kuliner khas dari ibukota sampai Medan. Dari Pematang Siantar sampai Makasar. Dari Daerah Istimewa Jogjakarta sampai nasi campur pedas Bali, Pulau Dewata.Â
"Kampoeng Tempo Doeloe", Kangen Kuliner Kampung Euyyy
Ini tahun ke-5 aku menginjakkan kaki di ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) yang digelar di La Piazza. Pertama kali datang ke ajang "Kampoeng Tempoe Doeloe" tahun 2014. Dan setiap menikmati kuliner tradisional dari daerah asal makanan tersebut selalu menyenangkan dan ngangenin.
Aku jadi rindu kampung di Jawa. Tapi lumayan terobati di sini, di Kampoeng Tempo Doeloe (KTD), La Piaza. Bahkan aku tiga kali datang ke KTD 2018 ini. Dua kunjungan sebelumnya bersama seorang kawan #madyanger. Lalu kunjungan ketiga bersama kompasianer dari Komunitas Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana. Jadi karena sudah datang tiga kali, sudah lumayan icip-icip ragam kulinernya.
Jadi aku pun ngubek-ubek cari baso. Maklum saja baso adalah kuliner Wonogiri yang ternama. Namun karena gak ada baso Wonogiri jadi muter-muter hingga tercium aroma... sate!
Yes, dari ragam kuliner tradisional, sate itu favorit, terkhusus sate Madura. Belilah seporsi sate ayam Madura Bintang 5. Penggila sate termanjakan dimare, soalnya ada booth sate lainnya. Ada Sate Ayam Madura Blok S yang tentu lezat. Ada pula Sate Maranggi Bon-Bon yang tak kalah tenar karena enaknya. Semakin lengkap dengan Sate Padang Ajo Ramon dan Sate Sapi Pak Kempleng, asli dari Ungaran Semarang. Tinggal pilih deh.Â
Selain sate, pilihanku ke baso goreng Bagoja yang beken itu, untuk menjadi teman berselera. Ada banyak varian Bagoja  sehh, tapi karena yang best seller itu baso goreng ayam udang, aku cobalah beli dua biji @13K. Belakangan ngrasain beneram gurih rasanya. Udangnya berasa. Hmmm biasanya sehh aku nikmatin dengan kuah sup hangat.
Video yang kubuat, ada di channel Youtube madyanger dan IG @madyanger. (bozzmadyang)
Ehh akhirnya ketemu baso, Baso Tsum-tsum yang menggoda karena tulang-tulang sapi sumsum yang dipajang. Gede-gede! Ngiler seeeh tapi karena perut mesti rehat dulu abis makan menu berat, yaa pending basonya.
Baso tsum-tsum itu ingetin dengan baso legend di kampong, Baso Pak Mento. Itu baso yang kukenal sejak di bangku Sekolah Dasar  sampai sekarang. Pak Mento itu ayah dari teman sekelasku di SD. Legendaris kan?
Sebenarnya baso Pak Mento gak terkhusus sumsum seeh, namun terkadang ada tulang sumsum meski ukurannya lebih kecil. Dan Baso tsum-tsum di KTD langsung bikin kangen baso Pak Mento yang mangkal di utara lapangan bola di kampungku.
Kuliner 'kangenan' lainnya adalah soto. Soto Wonogiri dulu yang terkenal adalah soto kawasan Korjo arah ke waduk Gajah Mungkur. Sotonya berkuah bening, sangat segar dengan ayam kampong. Bapakku suka banget. Cuman sekarang aku kurang tahu, masih jualan atau tidak. Belakangan ada Soto Mbak Ning di kawasan yang sama yang cukup populer. Sotonya juga digemari. Segar dan nikmat.
Nah mengobati kangen soto di KTD 2018 gak susah. Laa ada 10 soto Indonesia pilihan yang langsung didatangkan dari tempat asalnya. Tentu saja itu bukan soto sembarangan, karena popular di daerahnya dan legendaries. Eksis sejak lama.
10 soto Indonesia terpilih itu ada Coto Makassar H. Hasan Dg. Tayang, Pallubasa Onta Makassar, Soto Betawi H. Mamat, Soto Kadipiro Yogyakarta, Soto Kesawan Medan, Soto Madura H. Ngatidjo, Soto Padang H. Sutan Mangkuto, Soto Jakarta Pak H Yus, Soto Trisakti Solo, dan Tauto Pekalongan.
Yang jelas aku tau Soto Kadipiro Yogyakarta. Secara 9 tahun bermukim di Jogjakarta. Tak diragukan lagi, soto ini sangat terkenal dan menjadi 'jujugan' (mampir) bagi pendatang dari luar Jogja.
Nah kangen Soto Kadipiro Yogyakarta pun kulampiaskan. Seporsi soto plus tambah lauknya 'gending' atau paha atas. Ayamnya ayam kampong. Nikmat dan mnyegarkan kuah santan yang kental, perkedel, suwiran ayam, plus nasi putih. Total harganya lebih dari 50K. Ya gak apa-apa, demi nuntasin kangen soto yang entah kapan aku terakhir cicipinnya di Jogjakarta.
Karena penasaran dengan soto dari daerah lainnya dan belum pernah icip-icip, aku coba Soto Kesawan dari Medan. Soto yang hanya ada di Medan tepatnya yang paling ramai di Jl. A Yani, Medan. Berkuah santan juga, ada perkedel, irisan seledri, dengan isi sesuai selera, ada daging sapi juga ada udang!
Video yang kubuat, ada di channel Youtube madyanger dan IG @madyanger. (bozzmadyang)
"Kampoeng Tempo Doeloe", Merawat Kuliner Tradisional
Ajang JFFF 2018 ini menjadi tahun ke 15 yang digelar PT Summarecon Agung Tbk. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menempati area halaman Mal Kelapa Gading (MKG), Jakarta Utara. Digelar sejak 5 April 2018 -- 6 Mei 2018, KTD 2018 menjadi bagian gelaran festival kuliner bersama festival fashion 'mode' di JFFF 2018.
Kuliner tradisional yang diangkat dalam perhelatan KTD 2018 memberikan nilai tersendiri bagi keberadaan kuliner tradisional. Menggandeng 10 soto yang mengusung citarasa daerah masing-masing di nusantara dan populer sebagai kuliner tradisional, menempatkan ajang KTD 2018 berasa special dengan menu soto. Sangat layak karena di setiap daerah di tanah air hamper memiliki kuliner 'beraroma' soto.
10 soto Indonesia terpilih itu melalui kurasi, pemilihan ketat dari pihak JFFF. Ke 10 soto legendaris itu sebelumnya didatangin langsung ke daerah masing-masing. Seperti informasi dari Mbak yang jaga gerai Soto Kesawan Medan yang mengaku dihadirkan atas undangan langsung JFFF. Begitu pula Soto Kadipiro Yogyakarta.
Lepas dari itu ternyata bukan hanya kuliner legendaris soto yang diundang langsung. Ada kuliner di luar soto, seperti Serabi Notosuman asal Solo. Ehh Masnya yang sedang masak serabi itu ternyata ada yang sedaerah denganku, Wonogiri. Ya eyalah, secara Solo dekat dengan Wonogiri. Hehehee.Â
Video yang kubuat, ada di channel Youtube madyanger dan IG @madyanger. (bozzmadyang)
Kerak Telor Betawi pasti ada juga dong. Tuan rumah wajib ada hehee.
Video yang kubuat, ada di channel Youtube madyanger dan IG @madyanger. (bozzmadyang)
Digelar sejak 2004 oleh Summarecon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh Kementerian Pariwisata RI dan Badan Ekonomi Kreatif RI, Â kiranya ajang KTD 2018 yang menjadi agenda tahunan La Piazza menjadi bernilai dalam menunjang eksistensi kuliner tradisional.
Mendatangkan kuliner tradisional yang merupakan khasanah kekayaan budaya bangsa dalam satu area event dan bisa dinikmati oleh warga ibukota tentu sangat kondusif bagi eksistensi kuliner tradisional itu sendiri. Berharap event semacam ini tetap ada dan terus ada, bahkan ditambah lagi.
Soo kamu yang lagi 'kangen' dengan kampungmu, tuntaskan dengan menikmati makanan khas kampong dari penjuru tanah air. Datang saja ke "Kampoeng Tempo Doeloe" di La Piazza Summarecon Kelapa Gading, yang buka setiap hari sampai 6 Mei 2018 mendatang. Catet neh jam bukanya:
Senin - Kamis: 4pm - 10pm
Jumat: 4pm - 11pm
Sabtu: 11am - 11pm
Minggu & Hari Libur: 11am - 10pm.
@bozzmadyang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H