Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Kampoeng Tempo Doeloe" yang "Ngangenin"

2 Mei 2018   01:36 Diperbarui: 2 Mei 2018   11:25 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan kampung itu.... "ngangenin". Mengingatkan tentang kehidupan bersahaja. Suka cita makan bersama dengan menu-menu sederhana. Menu warisan budaya bangsa.Datang ke festival kuliner Kampoeng Tempo Doeloe itu mengingatkan tentang kampung halaman. Ingat makanan khas daerah yang penuh kenangan. Cicipin aneka soto khas daerah asal menyadarkan bahwa negeri kita kaya akan budaya kuliner. Menikmati untuk pertama kalinya Soto Kesawan nan legendaris sejak 1960 yang hanya ada di Medan, membuatku mengenal soto ternama itu.  


Video yang kubuat, ada di channel Youtube madyanger dan IG @madyanger. (bozzmadyang)

Berada di Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) 2018 berasa di kampung dikelilingi kuliner dari seluruh penjuru tanah air. Kuliner khas dari ibukota sampai Medan. Dari Pematang Siantar sampai Makasar. Dari Daerah Istimewa Jogjakarta sampai nasi campur pedas Bali, Pulau Dewata. 

"Kampoeng Tempo Doeloe", Kangen Kuliner Kampung Euyyy

Ini tahun ke-5 aku menginjakkan kaki di ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) yang digelar di La Piazza. Pertama kali datang ke ajang "Kampoeng Tempoe Doeloe" tahun 2014. Dan setiap menikmati kuliner tradisional dari daerah asal makanan tersebut selalu menyenangkan dan ngangenin.

Aku jadi rindu kampung di Jawa. Tapi lumayan terobati di sini, di Kampoeng Tempo Doeloe (KTD), La Piaza. Bahkan aku tiga kali datang ke KTD 2018 ini. Dua kunjungan sebelumnya bersama seorang kawan #madyanger. Lalu kunjungan ketiga bersama kompasianer dari Komunitas Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana. Jadi karena sudah datang tiga kali, sudah lumayan icip-icip ragam kulinernya.

Salah satu booth non halal Mie Keriting Siantar. (Bozz Madyang)
Salah satu booth non halal Mie Keriting Siantar. (Bozz Madyang)
Datang kali pertama menginjakkan kaki di area KTD 2018, karena 'kangen' kampung pengennya menikmati baso yang ada di area yang ditempati 51 booth, 19 gerobak dan 20 booth Go Food itu. 60 % adalah peserta UKM. Dengan booth sebanyak itu, jelas akan bingung milih menu kan ya. Mau gak mau yaa harus keliling. Cek satu-satu sekalian ngobrolin, nanya-nanya, pan bisa nambah pengetahuan tentang kuliner tradisional. Pastinya sekalian shoot video  heheheee.

Jadi aku pun ngubek-ubek cari baso. Maklum saja baso adalah kuliner Wonogiri yang ternama. Namun karena gak ada baso Wonogiri jadi muter-muter hingga tercium aroma... sate!

Yes, dari ragam kuliner tradisional, sate itu favorit, terkhusus sate Madura. Belilah seporsi sate ayam Madura Bintang 5. Penggila sate termanjakan dimare, soalnya ada booth sate lainnya. Ada Sate Ayam Madura Blok S yang tentu lezat. Ada pula Sate Maranggi Bon-Bon yang tak kalah tenar karena enaknya. Semakin lengkap dengan Sate Padang Ajo Ramon dan Sate Sapi Pak Kempleng, asli dari Ungaran Semarang. Tinggal pilih deh. 

Selain sate, pilihanku ke baso goreng Bagoja yang beken itu, untuk menjadi teman berselera. Ada banyak varian Bagoja  sehh, tapi karena yang best seller itu baso goreng ayam udang, aku cobalah beli dua biji @13K. Belakangan ngrasain beneram gurih rasanya. Udangnya berasa. Hmmm biasanya sehh aku nikmatin dengan kuah sup hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun