Telur bulat, ini telur rebus yang umumnya kita kenal. Terus ditambah dengan lawar. Lawar ini merupakan paduan daging cincang atau kulit dengan beragam sayuran yang direbus. Sayuran dan daging dicincang halus, yang dicampur dengan bumbu-bumbu lengkap.
Dipadu lagi dengan komposisi, Sambal Mbe. Mbe ini merupakan paduan dari bawang merah dan bawang putih yang digoreng dan ada tumisan cincangan cabe rawit, terasi panggang, serta garam.
Rasa Nasi Campur Komplit khas Bali it, bagiku lekat dengan taste pedas. Pedas yang kental dan lekat banget. Merata dalam setiap komposisi penyusunnya. Karena ‘toping’ nasinya memang ada banyak macem. Satenya lilitnya, khas, empuk dan berasa gurihnya. Sedangkankan Sambel Mbe, Tum Siap, menggelorakan nuansa Spicy kiss. Cocok banget bagi penggila makanan pedas.
Dan menikmati menu Bali sekaligus bisa mengetahui kuliner Bali dengan komposisi yang tepat dari chefnya tentu member informasi yang berharga, bahwa kuliner memang berkembang tak lepas dari kreasi. Namun seyogyanya tetap dapat mengenal otentik kuliner yang bersangkutan.
200an ragam menu daerah yang disajikan oleh 101 peserta UKM di La Piazza berbalut tema dekorasi ‘Kampung Layang-layang” memberi nuansa tersendiri. Nuansa yang membawa bak kita berada di daerah penghasil kuliner itu.
Ada aneka menu special seperti Mie Ayam Pelangi, Cwie Mie Malang, Cliff Noodle Bar, Martabak Yuk, Sate Ayam Madura Bintang 5, Gudeg Pejompongan, Soto Udang Medan Bu Ari, Bagoja (Bakso Goreng Gajah), Ketupat Gloria 65 Ny Kartika, Soto Roxy H Darwasa, Es Pisang Ijo Paling Enak dan masih banyak lagi.
Eh ada juga Tahu Kalasan, Dodol Betawi, Kuliner Bali, Angkringan Jogja, Ayam Bakar madu, pisang goreng pontianak, minuman pisang ijo, es hejo-hejo, aneka bakso, dan masih banyak lagi. Soal rasa? Bebas, sesuai selera.