Mendengar suara jeritan di kamar Odi, Mama segera masuk melihat apa yang terjadi. Aga, sepupu Odi, tengah menyembunyikan kepala di balik bantal. Belum sempat bertanya, Mama nyaris terlonjak kaget mendengar suara cekikikan. Dilihatnya ada sosok yang bersembunyi di balik pintu. Ternyata Odi tengah menakut-nakuti Aga. Dalam keremangan cahaya sosoknya tampak menyeramkan karena memakai mukena putih milik Mama dan topeng bertaring berambut gimbal.
“Odi! Sudah berapa kali Mama bilang, jangan menakut-nakuti Aga! Ayo copot semuanya!” perintah Mama. Odi pun membuka topeng dan menanggalkan mukena putih itu. Wajahnya senang berhasil menakut-nakuti Aga yang masih duduk di kelas 1 SD.
“Aga takut, Tante! Aga kira hantu beneran!”
“Tidak apa-apa! Kak Odi hanya iseng menganggu kamu.”
“Ah, dasar penakut! Jadi anak laki-laki jangan penakut dong!”
Mama melotot menatap Odi.
“Kamu itu! Ayo minta maaf!”
“Iya deh maaf!” ujarnya santai tanpa rasa bersalah. “Tapi Aga masih mau dengar cerita hantu rumah kosong di ujung jalan, kan?” lanjutnya lagi.
“Odi!” Mama mulai benar-benar marah.
“Ups, sori! Yuk, kita tidur saja!” ujar Odi sembari menghempaskan tubuhnya di ranjang.
***