“Ada lima orang.”
Aku tertegun. Tega sekali anaknya membiarkan orangtuanya kerja keliling dagang kerupuk.
“Semua anaknya udah kerja?”
“Udah. Juga udah bekeluarga.”
“Nggak ada yang bantuin?”
“Mereka punya kehidupan sendiri-sendiri. Lagian, nggak mau nyusahin. Selagi masih bisa kerja, ya, kerja.”
“Anak-anaknya kerja di mana?”
“Macam-macam. Ada yang jadi guru, satpam, pegawai...”
“Wow!”
“Apanya yang wow?” ujarnya seakan tak paham kekagumanku.
“Hebat. Punya anak yang udah kerja, tapi bapak masih tetap kerja, tanpa mau nyusahin mereka.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!