Rakyat Indonesia sudah cerdas, tidak bisa lagi dibodoh-bodohi dengan janji palsu atau serangan fajar yang hanya memberikan nikmat sesaat. Suara rakyat adalah suara Tuhan, Vox Populi Vox Dei. Jika menang jalankan mandat dengan amanah, jika kalah harus legowo dan berintrospeksi diri.
Kalah dalam Pemilu merupakan sebuah kondisi yang tidak mengenakkan, apalagi duit yang dihamburkan cukup banyak. Benar-benar dibutuhkan kearifan dan kesiapan mental dari para calon. Untuk mengawal ini, pemerintah sudah sewajibnya menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.Â
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pelaksana Pemilu, harus mampu menjalankan Pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, serta adil. Segala barrier harus bisa dipetakan baik sebelum, saat, hingga pasca pemilihan. Hal ini demi terjaminnya mutu Pemilu. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus mampu menjadi wasit yang adil. Siapa yang curang dalam Pemilu harus ditindak tanpa pandang bulu. Sepak terjang Bawaslu haruslah memberikan efek jeri kepada para kontestan agar tidak berani sedikitpun coba-coba melakukan pelanggaran dan kejahatan.
Keterlibatan masyarakat madani juga sangat dibutuhkan dalam pemantauan dan pengawasan Pemilu. Kehadiran mereka akan melengkapi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Eksistensi mereka akan memberikan perspektif yang lebih luas dan meningkatkan kepercayaan publik.Â
Sinergi antara pemerintah dan masyarakat madani merupakan sebuah jaminan mutu proses Pemilu akan berlangsung dengan baik dan adil, sehingga siapapun yang berlaga dalam Pemilu, tidak hanya siap untuk menang, tapi juga siap untuk kalah. Demikian harapan kita bersama.
Dimuat di Harian Berita Pagi Palembang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H