Mohon tunggu...
Boy
Boy Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Enthusiast

Do what you cant!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membuat Logo Bukan Sekadar Asal Gambar

21 Maret 2017   20:37 Diperbarui: 22 Maret 2017   12:00 2334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Font Serif (Gambar: www.vandelaydesign.com)

Secara sederhana logo merupakan suatu gambar atau sketsa yang mewakili karakter suatu lembaga / perusahaan / organisasi. Logo tidak hanya sebagai dasar sebuah identitas, terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan perusahaan atau brand kepada audiens secara tidak tersirat. Karena setiap logo selalu memiliki makna.

Contoh logo yang popular di masyarakat seperti Nike dengan tanda checklist atau McDonald’s dengan tanda M khas mereka yang melengkung.  Dua logo tersebut bagi banyak orang biasanya sudah tahu bahwa bentuknya sudah mewakili sebuah brand, misalnya "Oh itu logo McDonald’s, berarti di sana ada gerai mereka buka di sana” Atau “Wah sepatunya pakai Nike,” bisa dikenali hanya dengan melihat bentuk logonya.

Sepertinya membuat slogan terlihat mudah, cukup dengan membuat gambar yang bagus atau unik. Tapi membuat logo dengan “pesan” yang tepat untuk sebuah bisnis memerlukan sebuah proses dengan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Logo yang baik harus mudah diingat untuk alasan yang tepat. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, memuat pesan dan mewakili citra brand.

Sebagai langkah awal membuat logo yang efektif, Anda perlu memahami tiga karakteristik logo, yaitu simpel, mudah diingat, dan timeless. Contoh logo yang simple adalah Nike Swoosh dengan tanda “centang” atau logo perusahaan Apple Inc yang berbentuk apel setengah digigit. Kedua logo perusahaan tersebut sangat simpel dan mudah dikenali.

Logo berbentuk centang pada sepatu Nike (Gambar: www.nike.com)
Logo berbentuk centang pada sepatu Nike (Gambar: www.nike.com)
Logo McDonald's (Gambar: Pixabay - grafikacesky)
Logo McDonald's (Gambar: Pixabay - grafikacesky)
Sedangkan karakter logo yang mudah diingat hampir sama, harus simple, jelas, dan original. Contoh logo dengan karakter tersebut adalah McDonald’s dengan lengkungan emas. Ketika melihat logo tersebut di papan iklan dan tanpa ada yang menyebutkan namanya, Anda pasti langsung tahu kalau itu milik McDonalds bukan?

Kemudian untuk contoh logo yang timeless adalah logo Coca-cola. Tahukah Anda bahwa Coca-Cola tidak pernah mengganti atau mendesign ulang logo mereka sejak 1887. Hingga kini bentuk dan warnanya masih tetap sama seperti yang dulu.

Setelah mengenal karakteristik logo, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Untuk tahap pertama, Anda perlu memahami industri yang sedang Anda jalani. Kemudian gunakan pertanyaan sederhana seperti,  bagaimana sejarah industri Anda? Siapa pesaingnya? Logo seperti apa yang pernah dipakai sebelumnya? Seperti apa trend logo saat ini? Dan pertanyaan lain yang bisa Anda kembangkan sendiri. Sebuah riset dapat memandu Anda dalam merancang logo.

Tahap berikutnya jangan sepelekan pemilihan warna. Kita bisa saja menggunakan warna yang sedang trend tahun ini, namun yang perlu diingat apakah warna tersebut sudah mewakili logo Anda? Sebab dalam dunia design, setiap warna memiliki makna dan emosi yang berbeda. Sebelum memilih warna yang cocok, cobalah untuk mempelajari psikologi warna agar dapat membantu Anda merancang logo yang sesuai dengan audience Anda. Misalnya warna biru yang memiliki makna bijaksana, tenang, kepercayaan, dan yang lainnya.

Pemilihan warna memang sangat berpengaruh dalam membuat citra logo, tapi jangan tinggalkan pula pemilihan jenis huruf. Sebab jika Anda tidak ingin membuat logo dalam bentuk gambar, tidak menutup kemungkinan Anda menjadikan nama perusahaan dengan jenis huruf yang unik sebagai logo.

Coca-cola dan Disney adalah dua contoh sederhana dari perusahaan yang menggunakan font-font kreatif dalam logo mereka. Sama seperti halnya dalam pemilihan warna, Anda juga perlu mengetahui karakteristik font yang akan Anda gunakan ketika membuat logo. Misalnya font Serif yang tambahan khusus berbentuk kait pada terminal (bagian ujung stroke), memiliki karakteristik tradisional, serius, reliable, corporate, dan respectable.

Font Serif (Gambar: www.vandelaydesign.com)
Font Serif (Gambar: www.vandelaydesign.com)
Terakhir, jangan pernah lupa bahwa logo pada dasarnya adalah "wajah brand Anda" dan ingin Anda tonjolkan. Bila dalam perencanaan design logo dan Anda menemukan bentuk-bentuk yang familiar dengan bentuk logo lain, usahakan dihindari dan jangan dipaksakan untuk digunakan. Untuk menghindari klise dengan logo lain, Anda bisa menggunakan trik dengan mengubah jenis huruf, warna dengan titik, lengkungan, atau huruf yang saling tumpang tindih. Manfaatkan segala kreatifitas Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun