Berpolitiklah bagi kehidupan yang baik dan kebajikan manusia, demikianlah postulat filsuf Aristoteles. Praktik klenik untuk tujuan politik suka tidak suka merupakan hal yang sulit untuk direduksi. Hal ini sudah berlangsung sejak Indonesia masih bernama kerajaan-kerajaan yang tersebar di nusantara pada masa silam, dilestarikan oleh orang-orang yang berjiwa kolot dan terbelakang. Namun satu hal yang pasti yang harus kita yakini, berpolitiklah untuk kebaikan. Tuhan Yang Maha Esa akan selalu bersama dan melindungi para aktor-aktor politik yang berjiwa dan bermental bersih. Saya rasa pemikiran ini juga perlu dipegang oleh seorang kader Partai Demokrat di Banten yang hendak menyantet Moeldoko karena kesal partainya "dibegal" oleh sang jenderal pensiunan. Tanpa santetpun, orang awam sekalipun akan setuju bahwa "pembegalan" partai adalah praktik politik keliru di era demokrasi saat ini. Biarlah mekanisme alam dan hukum positif yang bekerja.
Pernah dimuat di Kumparan tanggal 17 Maret 2021 dengan judul "2 Sisi Mata Uang Politik dan Klenik", penulis Boy Anugerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H