Mohon tunggu...
Bowie
Bowie Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati isu sosial , lingkungan dan alam

GILANG (semanGat Inisiatif kreatif Leadhership entrepreniur proactive Action Ngobrol pintar)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Hore Aku Punya Kedai Hidroponik (Bagian ke 1)

27 Juni 2024   23:06 Diperbarui: 27 Juni 2024   23:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber : Bowie

Hari ini Bunda ingin masak sayur. Bunda akan belanja ke pasar untuk membeli sayur. Bunda sudah berpakaian rapi. Mengambil tas di kamar. Lalu berjalan ke ruang  tamu. Membuka pintu dan melangkah ke teras rumah.

Namun di teras rumah, Bunda menghentikan langkahnya. Bunda berdiri dan berdiam diri.

Oh, Bunda baru ingat. Keadaan pasar pasti sangat ramai. Bunda mengurungkan niatnya.

Saat ini di bumi  sedang terjadi cuaca yang tidak bersahabat,  Bunda harus mengurangi kegiatan keluar rumah. Apalagi ke tempat ramai. 

Malika dan Ghania  yang sedang bermain di teras memperhatikan Bunda.

“Bunda kenapa?” tanya Malika .

“Iya. Bunda kok seperti sedang bingung?” tanya Ghania. 

Bunda memalingkan wajah ke arah anak-anaknya.

“Andaikan kita punya kebun sayuran dan buah-buahan. Pasti menyenangkan. Mau makan, tinggal petik,” kata Bunda.

Malika dan Ghania  juga mengharapkan hal yang sama.

“Iya, supaya gak bosan juga di rumah,” ucap kedua anak itu.

Bunda membayangkan sedang berada di sebuah kebun.

Ayah sedang membaca buku di kamar. Mendengar pembicaran di teras, Ayah keluar kamar. Lalu menghampiri mereka.

“Hei, kalian belum tahu ya. Kita bisa menanam sayuran dan buah-buahan walaupun tidak memiliki tanah,” kata Ayah.

Bunda mengernyitkan dahi.

Malika mendelik kaget, “Bagaimana menanam tanpa tanah? Apa bisa?” tanyanya keheranan.

“Iya, menaman kan harus ada tanahnya,” komentar Ghania.

Ayah tersenyum.

“Menanam sayur tidak harus dengan tanah. Bisa banget. Hanya butuh  air, dan cahaya matahari. Media tanamnya juga bisa menggunakan botol bekas, pipa pralon, box steroform bekas buah dan sebagainya,” kata Ayah.

“Wah, menarik sekali. Jadi tidak perlu punya lahan ya,” sahut Bunda.

“Betul banget!” jawab Ayah.

“Apa kita bisa ikut menanam?” tanya Ghania.

“Bisa banget. Mudah kok. Anak-anak pasti bisa,” jawab Ayah lagi.

“Aku juga mau ikut menanam,” sambung Malika .

Lalu Ayah mengajak Bunda dan anak-anak masuk ke dalam rumah.

Ayah menelpon temannya yang bernama Pak Bowie.

“Hallo Pak Bowie, bisakah mengajari kami menanam hidroponik?” tanya Ayah di telepon.

Terdengar suara dari telepon kalau Pak Bowie bersedia.

“Tapi rumah Pak Bowie jauh,”kata Bunda.

Ayah tersenyum, “Kita bisa belajar jarak jauh, menggunakan aplikasi zoom.”

Setelah itu Ayah menyalakan zoom. Di sana terlihat Pak Bowie melambaikan tangannya.

“Apa yang bisa saya bantu?” tanya Pak Bowie.

“Kami ingin belajar menanam hidroponik,” jawab Ayah.

“Hohoho… bisa, bisa!” Pak Bowie tersenyum senang.

Setelah itu pak Bowie memperlihat hasil tanaman hidroponiknya.

Ada selada, sawi, tomat, bayam dan lain-lain.

“Wow, keren!” ucap Malika dan Ghania .

Pak Bowie mulai menjelaskan bagaimana cara bertanam hidroponik.

“Apakah kalian sudah mengenal tentang hidroponik? ”tanya Pak Bowie.

“Belum, Pak!” jawab Malika dan Ghania.

“Tanaman hidroponik ada yang berupa tanaman sayuran ada yang berupa tanaman buah buahan,” jelas Pak Bowie.

Sayuran hidroponik  adalah sayuran yang paling sehat  dan paling segar diantara jenis sayuran yang lain. Mengapa demikian?

Sayuran hidroponik paling sehat dan segar karena:

  • Tidak menggunakan peptisida
  • Menggunakan air  tanpa tanah
  • Mengunakan vitamin yang  unsur-unsurnya  larut di dalam tubuh kita.

Penjelasan Pak Bowie membuat Malika dan Ghania kagum.

“Wah, hidroponik itu keren ya!” kata mereka.

Menanam hidroponik sangat mudah lho!

 “Wah, kok Bunda belum tahu ya. Apakah hidroponik itu cara menanam yang baru ngetop saat ini?” tanya Bunda.

“Hohoho… hidroponik sudah ada sejak lama,” jawab Pak Bowie.

“Yuuuk kita belajar menanam hidroponik,” ajak Pak Bowie.

“Horeee… mau mau mau!” teriak Malika dan Ghani bersemangat.

Wajah mereka sangat gembira.

Pak Bowie mulai menjelaskan kembali.

Apakah  Tanaman hidroponik itu ?

Hidroponik adalah cara menanam sayuran mayur dan buah buahan dengan media tanam yang tidak menggunakan tanah, tetapi menggunakan air atau sekam bakar, dan memberikan vitamin nutrisi agar tumbuh sehat dan subur.                                                                                               Tanaman hidroponik agar bisa tumbuh subur harus memenuhi beberapa syarat:

  • Dream Book :  yaitu keinginan besar yang harus  dicapai melalui proses pembelajaran dan perjuangan.
  • Cahaya :   tanaman membutuhkan cahaya. Di Indonesai cahaya secara gratis diperoleh dari sinar matahari. Artinya tanaman hidroponik harus terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terlindungi oleh atap, kecuali atap transparan yang tembus cahaya.
  • Oksigen :  tanaman  membutuhkan oksigen agar dapat tumbuh subur. Daun dan batang memperoleh oksiden dari udara terbuka sedangkan akar memperoleh oksigen dari air yang bergerak. Semakin deras gerakan aliran air, maka semakin membuat tanaman menjadi lebih cepat besar dan subur.
  • Nutrisi : seperti manusia, tanaman juga membutuhkan berbagai vitamin, supaya tumbuh cepat dan subur. Vitamin tanaman disebut Nutrisi. Nutisi yang sering digunkan adalah jenis Nutrisi AB-Mix. Nutrisi A berupa cairan berwarna ungu pekat, sedangkan nutrisi B berupa cairan berwarna agak hijau kebiru-biruan.            
  • Alat ukur  : untuk menjaga agar air yang digunakan sebagai  media tanam memiliki kandungan vitamin dan kelembaban air yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan, maka perlu adanya  alat ukur PH Meter  (Power Hydrogen) dan TDS Meter ( Total Disolved Solids)

  Pak Bowie berhenti sejenak,

“Sampai disini apakah ada pertanyaan ?” tanya pak Bowie

“Lanjut saja Pak Bowie, sudah gak sabar ingin tahu caranya,” jawab Malaika.

“Setuju banget!” Jawab Ghania sambil mengangkat jempol

Sedangkan Ayah dan Bunda senyam-senyum gembira.

“Baiklah kalau begitu kita lanjukan ke proses bagaimanaa cara menanam sampai dengan panen ya,” sambung Pak Bowie.

“Asyiaap…!” sahut Ghania dan Malika.

Urutannya bertanam hidroponik : Menyemai -- Pindah Tanam -- Perawatan -- Panen

Media semai banyak jenisnya antara lain. Kita bisa memilih salah satunya.

  • Cocopit : sabut kelapa yang dicacah dan dihaluskan,
  • Rockwaal : batu apung di dihaluskan dan dipadatkan bentuknya seperti busa peredam salon,
  • Sekam bakar : kulit gabah yang dibakar
  • Hydroton : tanah liat yang dikeraskan biasanya  berbentuk bulat sebesar kelereng.
  • Dakron : bentuknya seperti kapas yang biasa digunakan untuk bantal
  • Kapas, busa, tissue

Pak Bowie menunjukkan tanamannya dari jarak yang sangat dekat.

Nach  duan-daun sudah besar, kita bisa panen,” ucap Pak Bowie.

“Yeeeaaa…” Malika dan Ghani bersorak riang. 

Pak Bowie memperlihatkan hidroponik yang sudah panen.

Kangkung dan bayam bisa dipotong batangnya, nantinya akan tumbuh kembali dan bisa kita panen lagi.

Sejenis sawi-sawian, bisa kita potong daun yang paling bawah, sehingga daun atasnya bisa kita panen berikutnya.

Sedangkan sayuran kale juga dipotong daun yang paling bawah daunnya atasnya bisa dipanen untuk berikutnya.. ingat ya.. yang dipotong bukan batangnya tapi daunnya.

“Wah asyik sekali. Kalau mau makan sayur tinggal petik deh,” kata Malika.

“Iya, enak. Tidak perlu keluar rumah,” sahut Ghania.

“Dan, sayurannya dijamin sehat dan segar,” sambung Bunda.

“Semua akan betah di rumah,” lanjut Ayah.

Pak Bowie tertawa senang.

“Nah, kalau begitu, segeralah mencoba bertanam hidroponik di rumah,” ujar Pak Bowie.

“Terima kasih Pak Bowie,” ucap ayah dan Bunda.

“Terima kasih Pak Bowie,” ucap Malika dan Ghani.

“Sama-sama,” jawab Pak Bowie.

(Bersambung ke bagian 2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun