Mohon tunggu...
M.Abdussalam Hizbullah
M.Abdussalam Hizbullah Mohon Tunggu... Administrasi - mencoba menulis meski tidak berbakat

jika tulisanku ini bermanfaat, bagikan pada orang lain agar manfaatnya tidak terhenti padamu. 😘😘

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kriminalisasi Tulisan

25 Maret 2018   20:39 Diperbarui: 25 Maret 2018   20:47 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam belajar sesuatu, maka tidak akan pernah lepas dari sumber utamanya, yaitu buku dan karya tulis. Buku dan karya tulis itu menjadi modal utama yang menjadi referensi terbaik yang digunakan sebagai sumber ilmu. Tidak sembarangan, untuk menentukan keilmiahan suatu tulisan atau opini, buku dan karya tulislah yang dijadikan acuan utama sebagai referensi kuatnya.

Ketika membahas masalah buku, hal itu sangatlah berkaitan dengan tata bahasa yang digunakan. Tiap-tiap karya tulis yang diterbitkan tentu memiliki corak dan karakteristik yang berbeda. antara novel, cerpen, artikel, puisi, pantun, sajak, karya tulis ilmiah dan karya tulis yang lainnya tentu memiliki tata bahasa tersendiri.

Tidak hanya itu, tiap-tiap penulis dari berbagai tulisan juga memiliki corak dan karakteristik tersendiri. Tentu akan berbeda gaya tulisan yang menjadi corak penulis novel dengan penulis sejarah. Ketika corak-corak dan berbagai karakteristik tulisan tersebut berbeda, maka sesuatu yang dihasilkan juga akan berbeda. Tetapi, perbedaan itulah yang justru menjadi sebuah keindahan dalam setiap tulisan yang dihasilkan.

Perbedaan yang terdapat pada tiap-tiap tulisan itu justru menjadi pemersatu keinginan untuk terus berkarya dan memberi warna baru dalam beraneka ragamnya tulisan yang tertuang dalam buku dan karya tulis. Nah, dari sini, kita akan tahu bahwa benar ke-bhinneka tunggal ika-an itu tidak hanya ada untuk Indonesia, tetapi untuk seluruh dunia. Seperti perkataan Fahri dalam film Ayat-Ayat Cinta 2, "Pancasila itu ada di sini (di hati), namun bhinneka tunggal ika itu ada dimana-mana". Keberagaman cita rasa dalam gaya tulisan justru menjadi penyemangat untuk terus berkarya dan berusaha.

Harapan utama yang menjadi pemacu semangat dalam menulis, bukanlah seberapa bagus sebuah tulisan yang dihasilkan. Tetapi seberapa bermanfaatnya tulisan yang telah ditulis bagi banyak orang. Namun, yang menjadi masalah utama dalam bermanfaatnya suatu tulisan adalah budaya membaca yang hidup dalam masyarakat. Budaya membaca dalam masyarakat sangatlah berpengaruh terhadap mafaat dari tulisan yang diterbitkan.

Jika budaya membaca masyarakat tergolong tinggi, tentu akan membuat sebuah tulisan menjadi lebih bermanfaat karena akan dibaca oleh banyak orang. Tetapi, jika sebaliknya, ketika budaya membaca masyarakat tergolong rendah, tentu akan membuat sebuah tulisan menjadi kurang bermanfaat karena kurang mendapat perhatian dari banyak orang.

Ketika menulis, tentu penulis akan merasa sangat senang jika tulisannya dapat bermanfaat. Tetapi, bagaimana jika sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang penulis dirusak? Bagaimana jika sebuah buku dibakar? Bagaimana jika sebuah buku dibuang?

Tentu hal tersebut akan menjadi hal yang sangat menyakitkan bagi seorang penulis. Masih lebih baik jika buku itu mendapatkan banyak kritik dan hujatan dari pembaca dari pada melihat sebuah tulisan yang dibuat penulis dirusak, dibakar, atau dibuang. Jika mendapat kritik dan hujatan dari pembaca, maka itu menandakan bahwa tulisan yang telah dibuat oleh penulis telah dibaca oleh banyak orang. dan hal tersebut akan menjadi pemicu untuk dapat memberikan sesuatu yang lebih baik lagi. Tetapi jika sebuah tulisan dirusak, sebuah buku dibakar, maka itu akan menjadi sebuah kriminal dihadapan penulis.

Ada pesan yang sangat menyentuh dari penulis lama, Joseph Brodsky. Dia adalah seorang penyair dari uni soviet yang mendapatkan penghargaan nobel sastra pada tahun 1987. Pesan yang sangat baik dari seseorang yang pernah menemukan berbagai buku yang dibuang di tong sampah. Pesan yang banyak dikutip sebagai peringatan mengenai betapa pentingnya membaca sebuah buku.

Joseph Brodsky pernah berkata :

"There are worse crimes than burning books. One of them is not reading them"

"ada banyak kejahatan yang lebih buruk dari pada membakar buku. Satu diantaranya adalah tidak membacanya".

Ketika kalian mencari beberapa quote mengenai membaca buku, tentu kalian akan menemukanquote yang dikatakan oleh Joseph Brodsky. Sangat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat luar biasa.

Apa bedanya membakar buku dengan tidak membaca buku? Apa bedanya merusak sebuah tulisan dengan tidak membaca tulisan itu?

Jawabannya adalah : TIDAK ADA. Kedua-duanya akan membuat buku atau tulisan yang dibuat menjadi tidak berguna. Dengan membakar atau tidak membaca sebuah tulisan, maka akan menghilangkan salah satu dari keberagaman tulisan yang ada. Padahal, sebagai sumber ilmu, buku dan tulisan lainnya seharusnya mendapatkan perhatian lebih.

Bagi sebagian orang yang telah memahami hal tersebut, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah. Apalagi bagi orang-orang yang gemar membaca. Tentu mereka akan memperlakukan sebuah buku dan tulisan dengan sangat baik. Tetapi akan sangat berbeda bagi orang yang belum mengerti dan memiliki minat baca. Buku hanya dianggap sebagai suatu pelengkap. Ada atau tidaknya sebuah buku dan tulisan, tidak akan memberi pengaruh apapun dalam kehidupan mereka.

Padahal, ada pepatah lama yang mengatakan bahwa satu nasehat yang diberikan hanya akan sampai pada satu orang, tetapi nasehat yang ditulis dalam sebuah buku akan sampai pada banyak orang. Namun, bagaimana sebuah nasehat dalam sebuah tulisan akan sampai pada banyak orang jika tidak ada yang membacanya?

Maka dari itu, minat membaca sangatlah diperlukan. Janganlah menjadi manusia yang kejam dengan membiarkan buku-buku yang terpajang di dalam lemari tidak terbaca. Jangan menjadi manusia yang kejam terhadap tulisan dengan kurangnya minat membaca. Mari kita hentikan kriminalisasi terhadap buku-buku dan tulisan-tulisan yang ada. Bacalah. Bacalah buku-buku yang ada agar kita dapat mengetahui indahnya keberagaman tulisan yang ada.

"bacalah"

"bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan"

Itu adalah wahyu pertama yang diterima nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dari Allah subhanahu wata'ala. Ayat pertama yang diwahyukan bukan seruan tauhid (ketuhaan). Tetapi seruan untuk membaca. Mambaca situasi, membaca keadaan, termasuk membaca buku. Perintah yang pertama yang didapatkan Rasulullah adalah perintah untuk berfikir.

Jika kita renungkan, perintah itu menunjukkan bahwa manusia haruslah menjadi seseorang yang cerdas. Menjadi manusia yang tajam daya berfikirnya. Dan untuk mempertajam daya berfikir, maka salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan minat membaca.Maka dari itu, mari kita tingkatkan minat membaca kita. Mulailah dengan membaca tulisan yang disenangi. Novel, puisi, artikel ilmiah, dan tulisan-tulisan lainnya.

Dan untuk sahabat-sahabatku yang muslim dan khususnya untuk aku sendiri, jangan lupa membaca al-Qur'an. Sebagai pedoman hidup, tentu kita harus membaca al-Qur'an agar dapat kita pahami. Bukan hanya membaca tulisannya, tetapi juga menelaah dan memahami maksudnya. Selain itu, hendaknya kita juga menerapkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya dalam kehidupan kita.

Mari, hentikan kriminalisasi terhadap tulisan.

Sumber :

  • Al-Qur'an
  • www.goodreads.com
  • www.wikipedia.org
  • film Ayat-Ayat Cinta 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun