Mohon tunggu...
M.Abdussalam Hizbullah
M.Abdussalam Hizbullah Mohon Tunggu... Administrasi - mencoba menulis meski tidak berbakat

jika tulisanku ini bermanfaat, bagikan pada orang lain agar manfaatnya tidak terhenti padamu. 😘😘

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kepiawaian Dalam Bermalas-malasan #3

16 Maret 2018   19:20 Diperbarui: 16 Maret 2018   19:39 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"baiklah, presentasi dari kedua pemateri kita pada seminar kali ini sudah selesai. Sekarang kita memasuki sesi tanya jawab. Kepada audiens yang ingin bertanya dipersilahkan". Itulah yang diucapkan oleh pembawa acara seminar motivasi yang sedang aku ikuti.

Setelah si pembawa acara mempersilahkan audiens untuk bertanya, ia pun diam menunggu respon dari kami. Dan yang terjadi hanya hening. Tidak ada yang mencoba untuk bertanya. Hanya beberapa gerakan-gerakan kecil yang sedikit memecah suasana. Kedua pemateri di depan hanya tersenyum dan ikut menunggu pertanyaan dari kami. Aku berpikir, "semua audiens ini tidak ingin bertanya, takut bertanya atau malas bertanya?". Kalau aku sih memang tidak ada yang ingin aku tanyakan. Aku sudah beberapa kali mengikuti seminar seperti ini.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu,"oh ya, mungkin mereka malas, baiklah, aku akan bertanya mengenai malas, karena aku sendiri adalah orang yang malas". Aku pun mengangkat tanganku sebagai sinyal bahwa aku ingin bertanya.

Ternyata, tepat sesaat aku mengangkat tanganku, ada seorang audiens wanita yang turut mengangkat tangan untuk bertanya. Melihat kami berdua mengangkat tangan, pembawa acara spontan berdiri untuk memilih siapa diantara kami yang lebih dahulu bertanya. Si pembawa acarapun memilih wanita itu untuk bertanya terlebih dahulu. Setelah si wanita itu bertanya, tibalah giliranku untuk bertanya.

"Oke, silahkan kepada mas yang disana untuk bertanya". Ucap si pembawa acara sembari menunjuk ke arahku. Aku pun memperkenalkan diri dan mulai mengajukan pertanyaan, "baiklah, dalam melaksanakan sesuatu, ada satu hal yang selalu menjadi masalah terbesarku, yaitu rasa malas. Nah, bagaimana aku bisa menghadapi rasa malas ini?".

Setelah menjawab pertanyaan dari wanita tadi, kedua pemateri pun menjawab pertanyaan yang aku ajukan.

Pemateri pertama menjawab seperti ini :

"Mengenai malas, itu sebenarnya hal biasa banget. Siapa yang tidak pernah malas? Saya bahkan termasuk orang yang malas. Yang berbeda itu adalah cara menghadapinya. Kalau saya menghadapi rasa malas yang saya rasakan dengan mengetahui tanggung jawab saya dengan baik. dengan demikian, ketika ada suatu hal yang harus saya selesaikan, maka akan segera saya selesaikan. Nah, setelah tugas saya selesai, barulah saya biarkan diri saya dengan kemalasan. Karena tugas dan tanggung jawab saya sudah selesai, maka saya bisa bermalas-malasan."

Pemateri kedua menjawab sepert ini:

"Saya setuju dengan pemateri pertama. Kalau saya terbiasa menghadapi rasa malas dengan menjadwalkan kegiatan saya. Saya menjadwalkan kegiatan saya pada hari senin hingga hari sabtu, dan 1 hari, yaitu hari minggu akan saya luangkan untuk refreshing. Pada hari minggu itulah saya meluangkan diri saya untuk bermalas-malasan. Jika saya sedang merasa malas dalam melakukan sesuatu, maka saya ingatkan diri saya bahwa saya sudah memiliki jadwal untuk bermalas-malasan, jadi saya bisa terhindar dari rasa malas di saat saya harus bekerja".

Dari kedua jawaban itu, ada beberapa kesimpulan yang aku ambil.

Pertama, malas itu bukam masalah. Malas itu boleh kok. Setiap orang pasti kenal dengan rasa malas. Lantas, apa masalahnya jika kita malas? That's not a big deal man. Tidak ada yang tidak pernah malas. Kalau ada yag bilang bahwa ia adalah seorang yang tidak pernah malas. Percayalah, itu adalah sebuah kebohongan. Aku dan kedua pemateri seminar tersebut akan mengatakan, "really? It's a bullshit". Jadi, tidak ada yang salah dengan merasa malas.

Kedua, tiap-tiap orang merasakan malas dengan cara yang berbeda dan menghadapi rasa malas itu juga dengan cara yang berbeda. maka dari itu, kenalilah dirimu dan temukan caramu sendiri untuk menghadapi rasa malas. Pemateri pertama menghadapi rasa malas dengan mengingat tanggung jawab.

Pemateri kedua menhadapi rasa malas dengan menjadwalkan kegiatannya termasuk rasa malasnya. Mereka sudah menemukan cara mereka sendiri dalam menghadapi rasa malas. Kalau kamu bagaimana, apakah kamu sudah menemukan cara untuk menghadapi rasa malasmu?

Ketiga, menghadapi malas itu haruslah piawai. Hanya seorang yang handallah yang dapat mengendalikan malas secara tepat dan porposional. Memastikan bahwa rasa malas hanya mengambil bagian pada hal-hal yang sudah di tentukan. Jadi, ketika sudah menemukan cara untuk menghadapi rasa malas. Maka harus melakuka latihan yang panjang agar menjadi seseorang yang piawai dalam mengendalikan rasa malas.

Keempat, ketika sudah bisa menghadapi rasa malas, maka yang dibutuhkan adalah komitmen. Jika kedua pemateri tidak bisa berkomitmen dalam menghadapi rasa malas ini, sudah tentu mereka akan galam menghadapi rasa malas mereka.

Jadi, malas itu adalah hal yang sangat manusiawi. Jangan salahkan dirimu jika kamu adalah orang yang malas. Tetapi, mulailah kenali dirimu untuk menemukan cara agar kamu dapat menghadapinya. Lalu, biasakanlah menghadapi si malas ini dengan caramu hingga kamu dapat menjadi orang yang piawai dalam mengendalikan rasa malasmu dan berkomitmen untuk menghadapinya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun