H8 Bulan Ramadhan...
Malam teman-teman...
Jumpa lagi dengan Bocah Tua Nakal...
Whehehe...
Teman-teman...
Rencana Presiden Jokowi untuk membubarkan ormas anti pancasilais, sepertinya segera akan dilakukan. Kemarin Kemendagri, Kejagung dan Polri sudah melakukan rapat untuk membahas masalah ini.
Jokowi BERANI menenggelamkan kapal asing yang mencuri ikan di Wilayah Indonesia...
Jokowi BERANI menembak mati Bandar Narkoba...
Jokowi BERANI membubarkan Ormas Anti Pancasilais...
Whuaa... Hebat ya Presiden Jokowi ini.Â
Hok hok hok...
Sasaran ormas Anti Pancasilais adalah masyarakat di daerah.
Gerakan ormas Anti Pancasilais ini, sangat mengkhawatirkan. Mereka menjadikan masyarakat daerah sebagai sasarannya.
"Hasil pengamatan kami, gerakan anti-Pancasila ini sudah menyebar di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Kajoran, Grabag, dan Sawangan," sebut Majidun, Senin (25/4/2016).
Menurut dia, gerakan anti-Pancasila disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal melalui berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Misalnya, pengajian yang isinya membahas tentang ideologi berbentuk khalifah dan pembahasan yang mengarah pada anti-toleransi.
Dia menyatakan, gerakan ini sudah nyata dan mulai menyebar pasca-reformasi pada 2004 silam.
"Ada banyak kegiatan pengajian yang membahas tentang ideologi khalifah yang bermunculan di pedesaan-pedesaan," kata mantan Ketua KPU Kabupaten Magelang ini. (2)
Wiuw... serem banget yaaa...
Bayangkan kalau ormas Anti Pancasilais nanti menjadi besar, apa ga tambah kacau Indonesia? NKRI dan Pancasila jelas akan tinggal kenangan.Â
Seorang Walikota hadir dalam peresmian Ormas Anti pancasilais.
Menurut Bima, meskipun organisasi HTI memiliki cara pandang berbeda terhadap agama dan negara, terdapat kesamaan dalam melihat permasalahan, seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran, HIV/AIDS, dan kriminalitas.
"Saya mengajak kawan-kawan HTI untuk fokus pada program penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat karena pada aspek ideologi sudah selesai, Pancasila dan NKRI harga mati," kata Bima, Kamis (11/2/2016). (3)
Nah, anehkan? Mana bisa NKRI dan Pancasila harga mati, kalau HTI menuduh NKRI sebagai negara thagut dan pancasila sebagai thagut (setan), yang harus diganti dengan sistem khilafah. (4)
Sementara itu, Ketua Yayasan Satu Keadilan Sugeng Teguh Santoso menyayangkan kehadiran Bima dalam acara tersebut. Menurut dia, sebagai pejabat, Bima tak patut hadir dalam acara sebuah organisasi yang menentang Pancasila.
"Di latar belakang foto itu tak ada bendera Merah Putih," kata Sugeng, Kamis (11/2/2016).
Kehadiran Bima dalam acara itu, lanjut Sugeng, bisa dianggap pemerintah telah melegitimasi keberadaan HTI dan melanggar sumpah jabatannya.
"Ketika dilantik menjadi wali kota dua tahun lalu, Bima disumpah di bawah Al Quran akan menegakkan konstitusi dan menjunjung Pancasila," katanya. (5)
Nah teman-teman, sebagai Rakyat Indonesia yang baik, sudah seharusnya kita mendukung langkah Presiden Jokowi membubarkan ormas Anti Pancasilais. Keberanian Beliau harus kita apresiasi, sebab NKRI adalah HARGA MATI dan Pancasila sebagai Landasan Negara adalah HARGA MATI.Â
Ada kekhawatiran dalam pikiran Bocah, jika pembubaran ormas Anti Pancasilais ini dilaksanakan, maka akan ada banyak serangan yang dilakukan oleh berbagai pihak. Nah, sebelum mereka berisik dan bikin ribut di Kompasiana, sebaiknya teman-teman di segera menyiapkan perencanaan dalam melawan opini publik.
So Teman-teman,
Inga... inga... Tinggg...
Sebagai Warga Kampung Kompasioner, kita harus:
- Selalu Bersyukur...
- Tetap Semangat...
- Terus Berdoa...
- Daaannn Keep Smiling :)...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H