“Ga usah Ma. Papa sudah baikan sekarang. Oh ya, apa maksud Mama dapat dari Ahok?”
“Begini Pa. Tadi pak RT kan datang mengantarkan KJS dan KJP buat keluarga kita. Nah, dengan KJS dan KJP itulah Mama mengantar si bungsu berobat dan belanja keperluan sekolah si sulung, Pa. Ternyata Ahok hebat lho, Pa. Mama kagum deh sama Ahok. Karena, dengan adanya KJS dan KJP, sangat membantu rakyat yang senasib dengan keluarga kita.”
"Ohh... begitu tho..."
“Oh iya, kalau Mama sudah ngantuk, Mama bobo duluan aja deh.” sambung sang suami.
“Ya deh... Mama bobo duluaan ya. Papa juga jangan begadang trus.”
“Iya, Ma. Nanti Papa secepatnya menyusul Mama.”
Setelah ditinggal sang istri, sang suami duduk termenung dan kelihatan gelisah. Kemudian sang suami berdiri, dan jalan mondar-mandir.
“Aduhh... gimana caranya yaa? Semoga saja tidak sampai ketahuan. Kalau ketahuan, gagal deh aku dapat THR. Siang dan malam, selama 3 bulan ini, aku menulis di Kompasiana. Bahkan sekarang ini, gara-gara tulisanku, aku sudah menjadi penulis yang sangat terkenal di Kompasiana.”
Kemudian, sang suami berdoa, “Tuhan, ampunilah hambaMU ini. Walau keluargaku sudah mendapat bantuan program KJS dan KJP, tapi Ku mohon padaMU, sebelum lebaran ini...jadikan DIA sebagai tersangka. Amien”
Nah pemirsa... gitu tuh cerita Cit Kong.
Gimana asikk ga ceritanya?