Mohon tunggu...
Vox Pop

Ahok dan Oom Tjip...

17 Mei 2016   21:12 Diperbarui: 17 Mei 2016   21:49 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ong Tiong Yang: "Sute, kamu kan sering baca di Kompasiana, pasti kenal donk sama Ahok dan Oom Tjip?"

"Kenal donk." Jawab Ciu Phek Thong dengan bangga.

Ong Tiong Yang: "Trus, kamu tahu ga apa persamaan Ahok dengan Om Tjip?"

CiuPhek Thong: "Yaa, jelas beda lah... Ahok kan gubernur DKI, sedang Om Tjip kan penulis di Kompasiana... hehehe."

Ong Tiong Yang: "Sute, kamu memang benar. Tapi ada persamaan di antara mereka berdua."

Ciu Phek Thong: "Emang ada persamaannya ya Suheng? Ohhh... aku tahu... mereka sama2 orang keturunan kan?"

Ong Tiong Yang: "Sute, kalau itu sih semua orang juga tahu koq. Yang Suheng maksud bukan itu,"

Ciu Phek Thong: "Trus donk, Suheng?"

"Persamaan Ahok dan Om Tjip adalah, mereka sama-sama memiliki determinasi yang tinggi!" jawab Ong TIong Yang.

"Maksud Suheng?"

"Mereka memiliki kemampuan untuk terus berusaha mengejar impian, walau banyak halangan dan rintangan di depan mata," Jawab Ong Tiong Yang.

"Sute, coba kamu perhatikan artikel2 Oom Tjip, banyak sekali cobaan hidup yang sudah dia lalui. Tapi dia tidak pernah patah semangat. Perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Entah berapa banyak kegagalan, kekecewaan yang sudah dialaminya sepanjang hidupnya. Tapi Om Tjip tidak mudah menyerah, selalu berjuang dan berusaha mengejar impian hidupnya."

"Sekarang Om Tjip sudah sepuh, tapi dia masih sempat meluangkan waktu untuk menulis di Kompasiana agar pembaca bisa mengambil hikmah dari tulisannya."

"Trus, kalau Ahok gimana Suheng?"

"Ahok juga sama, sekarang dia sedang berjuang dan berusaha untuk menjadi Jakarta, kota yang dipimpinnya menjadi lebih baik. Sebagai pemimpin, tentu saja Ahok tidak bisa menyenangkan semua rakyatnya. Yang lebih parahnya, ada sebagian orang yang karena membencinya, berusaha untuk menyebarkan opini dan artikel seolah-olah Ahok mempunyai kesalahan yang berat."

"Whuaa... repot donk Suheng jadi Ahok?"

"Sute, memang iya. Repot banget!!! Tapi Ahok mirip Om Tjip, tidak pantang menyerah. Ahok tetap berusaha secara cepat merubah kota Jakarta menjadi lebih baik. Coba kalau Ahok mirip Walkot Jakut, pasti Jakarta akan amburadulll... hahaha."

"Ahh... Suheng bisa aja."

"Ada satu lagi kesamaan Ahok dan Om Tjip. Sute tahu ga?"

"Auuu aahhh... elap Suheng."

"Persamaannya adalah keterbukaan."

"Maksud Suheng keterbukaan gimana? Bukan "keterbukaan" ala Pebrianov kan?"

"Hahaha... tentu bukan ala Pebrianov donk Sute. Maksud Suheng, tulisan Om Tjip tuh apa adanya, ga ada yang ditutupi. Gitu lho..."

"Trus kalau Ahok apanya yang terbuka?"

"Hush... jangan gitu... ntar Pebrianov nongol lho... kan kita repot jadinya... hahaha."

"Yaelah, masa sih Suheng takut sama Pebrianov?"

"Sute, bukannya Suheng takut sama Pebrianov. Hanya saja Suheng kan sudah jadi Pendeta, jadi kelakuan seperti Pebrianov harus Suheng lupakan donk..."

"Oh, iya yah. Hehehe... Trus yang dimaksud Suheng dengan keterbukaan Ahok apa?"

"Gini lho Sute. Hingga sekarang, walau banyak kasus yang berusaha diangkat untuk menyalahkan Ahok, hingga hari ini belum ada satupun yang terbukti! Tahu ga Sute, mengapa bisa begitu?"

"Hmmm... mungkin karena dukun Ahok kuat kali Suheng. Atau karena media berusaha mencitrakan Ahok. Bisa jadi dilindungi Tuhan."

"Hush... mana mungkin Ahok main dukun. Sute nih ada-ada saja."

"Kalau masalah pencitraan media, sebagus apapun pencitraannya, kalau banyak bohongnya ya percuma aja. Sekarang kan masyarakat sudah lebih pintar, ga bakalan bisa dibohongi."

"Dilindungi Tuhan? Hmmm... bisa ya... bisa ga tuh Sute. Hahaha"

"Trus apa donk, Suheng?"

"Karena Ahok terbuka dalam segala tindakannya. Ahok terbuka dalam hal honor dan insentifnya, bahkan Ahok selalu melaporkan LHKPNnya setiap tahun. Sistem punishment and award juga dijalankan Ahok secara terbuka, tanpa ditutupi. Bahkan rapat Ahok pun bisa diikuti masyarakat di You Tube!"

"Waduh, kalau rapat bisa dilihat di Youtube, kacian donk yang dimarahin Ahok. Yang dimarahi Ahok pasti malu donk."

"Ya Sute. Mereka pasti malu lah... mana enak sih dimarahin Ahok sambil di lihat masyarakat? Tapi itulah Ahok."

"Trus...?"

"Ngobrolnya nanti kita lanjutkan lagi ya Sute. Sekarang sudah waktunya Suheng untuk memenuhi panggilan alam... yaitu TIDUR!"

"Lho koq tidur sih?"

"Ya donk... kan sudah malam."

"Ya deh... kalau gitu Sute juga mau jalan2 dulu deh..."

"Emang Sute mau jalan-jalan kemana malam2 begini?"

"Jalan-jalan di Kompasiana donk, Suheng... Hahaha!!!" Jawab Ciu Phek Thong sambil tertawa terbahak-bahak meninggalkan Suhengnya.

"Sute nih nakalnya ga pernah hilang." kata Ong Tiong Yang dalam hati, sambil geleng2 kepala.

=============== BERSAMBUNG ===============

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun