Mohon tunggu...
Bintang Ach
Bintang Ach Mohon Tunggu... Tutor - -sub

24 y.o, currently English educator | www.ach-bookforum.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Acara Televisi Indonesia Dianggap Alay?

18 Maret 2018   11:52 Diperbarui: 19 Maret 2018   15:52 2062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih, beberapa bulan lalu, dunia pertelevisian ramai karena ada salah satu acara musik yang dianggap menghina sebuah instansi, yang mana kasus ini harus berbuntut panjang hingga berujung pada pemberhentian program tersebut. Hmm, benarkah? Saya tidak terlalu mengikuti perkembangan beritanya. Memprihatinkan, bukan?

Saya yakin, kalian semua di sini juga sangat merindukan acara musik seperti MTV Ampuh, Klik, Top Pop, Hizteria, dan lain-lain. Tapi di balik itu semua, kita harus sedikit bersyukur karena masih bisa melihat Breakout. Saya harap, dan tentu kalian juga mungkin berharap, Breakout tidak akan berakhir sama dengan acara musik lainnya.

Lantas, seperti apakah dampak dari hilangnya peranan acara musik ini? Yang jelas, hal ini akan membuat para musisi pemula pesimis untuk memulai karirnya melalui televisi. Karena mereka akan berpikir, acara musik yang ditayangkan di TV tidak bisa diandalkan untuk meroketkan karir mereka, terlebih lagi hanya untuk sekedar memperdengarkan lagu mereka ke masyarakat, sangat susah. Kemungkinan besar, para musisi ini sudah memilih untuk mundur terlebih dahulu.

Bukti lain yang memperkuat asumsi itu adalah dengan meroketnya beberapa penyanyi hebat Indonesia melalui media lain, yaitu YouTube. Sebut saja Raisa, Isyana, GAC, Rendy Pandugo, hingga Budi Doremi, dan lain-lain.

Dan seperti apa yang dikatakan YoungLex dalam salah satu lirik lagunya; 'YouTube lebih dari TV!'

Apakah kenyataannya memang seperti itu? I really wonder about your opinions, guys!

  • Gimik yang Mengundang Adu Mulut Merupakan Salah Satu Bentuk Kekerasan Verbal?

Faktor berikutnya yang membuat tayangan televisi kita kurang mendidik, bahkan dianggap tidak pantas ditayangkan adalah banyaknya gimik yang diselipkan di hampir setiap segmen. Pernah membaca di sebuah tulisan, justru gimik inilah yang turut mendongkrak rating dan share dari sebuah acara. Sungguh miris bukan, rela mengorbankan kualitas demi gimik yang hanya akan membodohi penonton. Be a smart audience, guys!

Kita lihat saja tiga atau empat hari belakangan ini, sosial media kembali dihebohkan oleh sebuah acara komedi televisi yang kembali mendapat teguran tertulis dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) karena menayangkan adegan yang tidak pantas. Lebih tepatnya, salah satu pengisi acara di acara tersebut secara spontan mengucapkan kata kasar dengan tanpa disensor (karena memang LIVE). Setelah dicari tahu kronologisnya, rupanya adegan itu merupakan bagian dari gimik yang sudah direncanakan oleh tim kreatif. Hanya saja, apa yang tertulis di skrip tidak menyebutkan si pengisi acara untuk mengatakan kata kasar tersebut.

Tapi mungkin, karena sudah terlalu terbawa dalam gimik, maka keluarlah kata-kata itu. Spontanitas. Dari situ bisa kita pikirkan, ada berapa banyak orang yang mendengar dan menyaksikannya, lalu menirukannya? Di hadapan kamera, apalagi yang disiarkan secara langsung, apabila kita tidak bisa menahan diri, dan membatasi apa yang hendak mulut kita ucapkan, bisa jadi boomerang untuk kita sendiri. Mulutmu harimaumu, kan?

Selain kasus di atas, masih ada banyak lagi kasus serupa yang terjadi. Bahkan lebih parah dari itu. Sebut saja (mohon maaf, lagi dan lagi) reality show. Acara jenis seperti inilah yang rawan terjadi adu mulut. Terlebih, reality show yang katanya bertujuan untuk memecahkan masalah seseorang. Awalnya mereka mendatangkan kedua belah pihak yang berseteru, dimintai pendapat, satu persatu aib dikeluarkan hingga kedua pihak semakin panas, lalu yang terjadi adalah adu mulut. Terlepas dari itu setingan atau bukan, yang jelas itu termasuk jenis acara yang sangat tidak pantas ditonton. Tolong garis bawahi ya, sangat tidak pantas. 

Apakah ini termasuk bentuk kekerasan verbal? Menurut saya, iya. Meski kita tidak tahu, itu terjadi karena aturan skrip, atau bukan. Tapi, sifatnya tetap sama. Apa yang sudah kamu ucapkan tidak bisa ditarik kembali. Karena masalahnya bukan ada pada dirimu sendiri, tapi pada orang-orang yang melihat, menyaksikan, dan mendengarkanmu. Mereka yang menerima dampak buruknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun