Mohon tunggu...
Muhammad Shadruddin Masih
Muhammad Shadruddin Masih Mohon Tunggu... Petani - Kurang Rokok

Pemuda desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kopi

11 November 2021   00:49 Diperbarui: 11 November 2021   00:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOPI IV : Ikhlas


Aku pernah diajarkan cara merangkaki hidup
Namun hidup yang berjalan memaksaku untuk berlari
Ku putuskan
Mencari inspirasi dari polusi
Dengan selinting tembakau terhimpit jari jemari
Tarik nafas dalam dalam
Hilanglanglah segala problematika
Yang menyesakkan dada
Ada waktu kita harus sendiri
Hanya berbicara dengan secangkir kopi
Kopi selalu jujur dengan kepahitannya
Begitu juga dengan gula
Selalu ikhlas dalam larutan
Tak ada waktu bagi gula meminta bahkan mengiba
Disebutkan namanya sebagai secangkir gula kopi
Tetap saja sebagai secangkir kopi
Merenung sejenak tentang hidup
Memikirkan apa yang telah diperbuat
Bukan meminta untuk dikenang
 dipublikasikan dilayar kaca
Koran-koran, media lainnya.
Bukankah sebagai makhluk hidup
Harus berguna bagi kehidupan
Manusia seperti ku belum pantas
Disebut kopi
Belum bisa seikhlas gula.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun