KOPI IV : Ikhlas
Aku pernah diajarkan cara merangkaki hidup
Namun hidup yang berjalan memaksaku untuk berlari
Ku putuskan
Mencari inspirasi dari polusi
Dengan selinting tembakau terhimpit jari jemari
Tarik nafas dalam dalam
Hilanglanglah segala problematika
Yang menyesakkan dada
Ada waktu kita harus sendiri
Hanya berbicara dengan secangkir kopi
Kopi selalu jujur dengan kepahitannya
Begitu juga dengan gula
Selalu ikhlas dalam larutan
Tak ada waktu bagi gula meminta bahkan mengiba
Disebutkan namanya sebagai secangkir gula kopi
Tetap saja sebagai secangkir kopi
Merenung sejenak tentang hidup
Memikirkan apa yang telah diperbuat
Bukan meminta untuk dikenang
 dipublikasikan dilayar kaca
Koran-koran, media lainnya.
Bukankah sebagai makhluk hidup
Harus berguna bagi kehidupan
Manusia seperti ku belum pantas
Disebut kopi
Belum bisa seikhlas gula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H