Mohon tunggu...
Bossman Mardigu
Bossman Mardigu Mohon Tunggu... Penulis - Mencari Jatidiri seorang Saya

Teman temannya sejak dulu memangilnya dengan nama nakal “BOSSMAN SONTOLOYO” karena nyelenehnya cara berfikir dan strateginya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kecepatan dalam Kecepitan - Bossman Saga 2 - Mardigu Wowiek

13 Desember 2021   10:50 Diperbarui: 13 Desember 2021   10:59 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun menjelaskan saya akan bayar, tetapi tidak mungkin kalau bunga saya bayar. Saya minta hair cut dilakukan, yaitu bayar pokoknya saja. Yang mengejutkan saya, ternyata harga rumah tersebut value-nya waktu dijaminkan di atas nilai rumah tersebut. Appraisal value-nya naik hampir 50%. Jadi walaupun angkanya sudah dipotong bunga, ke pokoknya saja, angkanya mencapai 10 digit juga. Persis dengan harga yang akan terjadi transaksi. Persis.

Jadi intinya kalau punya utang di bank setelah hair cut disetujui dan rumah itu dijual, tidak ada sisa. Alias, seluruh nilai rumah akan hilang untuk menebus harga rumah tersebut. Bisa dibayangkan ibu yang kita cintai kehilangan pasangan hidupanya dan 1.000 hari kemudian harus kehilangan seluruh aset harta sisanya yang seharusnya bisa untuk menikmati hari tuanya.

Saya terdiam. Asli saya terdiam. Saya hanya keluar satu kata, “;Pak, saya bayar. Saya minta hair cut, sudah 3 tahun tidak ada kepastian. Sebagai ahli waris saya mengatakan saya akan bayar, asal diberi hair cut,”; saya bicara panjang lebar dan satu hal pesan yang saya sampaikan, saya tahu apa yang saya harus lakukan dan saya kenal dunia bank, seberapa bajingannya bank pun saya kenal. Intinya, jangan main sepihak, saya manusia yang serba penuh keterbatasan.

Didesak seperti ini seharian, sampai ke direksi, saya berikan personal garansi boleh cek reputasi saya, saya bayar asal hair cut dan disetujui. Saya boleh menarik napas lega sedikit, walau masalah belum selesai.

Sebagai pebisnis, uang “ idle“ itu langka, sebenarnya saya tidak pegang uang segitu nilainya.

Pada saat itu semua usaha saya sedang dalam “masa tanam”. Tidak mungkin saya buang atau jual karena semua lagi bergerak.

Saya kejar Julian pun menurut saya tidak akan bisa menyelesaikan masalah dalam waktu dekat. Interpol mudah mencarinya, tetapi melihat gelagat seperti begini, ini masalah panjang.

Tindakan kriminalnya pasti saya kejar. Tapi sekali lagi, saya tidak punya “luxury” waktu. Harus buat keputusan cepat.

Bagi saya, menyelesaikan masalah Ibu jauh lebih penting. Waktu hanya tingal 6 hari lagi.

Setiap detik berjalan, saya tegang. Apa pilihan saya? Mengatakan sebenarnya kepada Ibu?

“Bu, maaf, harta Ibu dijaminkan dan tidak bisa ditebus. Harta Ibu habis tidak bersisa” Apa iya saya harus bicara begitu? Yang pasti mengatakan sebenarnya akan membuat Ibu jatuh. Saya tahu sekali Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun