Itu adalah lagu yang diciptakan dengan pengetahuan musik yang sangat minim. Hanya dengan logika berpikir bahwa setiap bunyi punya nada, maka terciptalah lagu di atas.
Lagu yang menjadi jembatan manis bagiku dan siswaku di pedalaman Asmat Papua. Kala itu memang program yang kuikuti hanya memberikanku waktu setahun mengabdi di daerah tertinggal untuk kemudian masuk bangku perkuliahan mendalami profesi guru. Lagu itu bercerita guru yang sering mangkir dari tugas, supaya kembali mebjalankan marwah. Sejatinya murid sangat merindukannya dan bekal hidup yang akan diberikannya. Â
Guru adalah profesi yang sangat penting. Karena merekalah obor negara ini di samping profesi lain. Mengemban tugas mencerdaskan anak bangsa. Cerdas intelektualnya, cerdas pula emosinya begitu pun sikap dan tutur bahasa. Anak bangsa yang akan menduduki posisi penting untuk negara maupun dunia yang lebih baik.
Marwah guru tidaklah main-main. Digugu dan ditiru sungguh sulit. Banyak guru yang mampu mengemban marwah itu, tak hanya sekedar menjalankan kewajiban untuk memperoleh hak. Tapi profesi guru membawanya pada satu pemahaman hidup, bahwa profesi adalah amanah, adalah ibadah, adalah ikhlas, adalah kerja keras, adalah kecintaan.
Banyak pula guru yang hanya menyandang sebuah profesi tanpa menghidupinya. Maka jadilah guru yang tidak mau ambil pusing. Jadilah guru yang selalu mengeluh. Jadilah guru yang selalu merasa kurang. Jadilah guru yang menyalahkan orang lain. Karena hanya kewajiban yang mendatangkan hak.Â
Lagu di atas, kami dendangkan untuk menggugah hati guru yang belum amanah. Yang belum mau memberikan hati dan jiwa untuk profesinya. Yang jiwanya masih melanglang buana jauh dari sosok guru, pulanglah kembali ke marwahmu anak didik merindukanmu. Dan akan terpatri namamu di dalam setiap hati. Pulanglah kembali ke marwahmu wahai guruku.
Menjadi guru adalah kewajiban sekaligus hak. Karena setiap orang adalah guru sekaligus murid dan alam raya menjadi sekolah tanpa batas. Semua kita adalah pembelajar.
Guru pun bukan dewa yang turun dari angksa ke 7, mereka juga kadang salah. Tapi guru akan rela berguru dari pengalaman sehingga semua akan menjadi perbaikan diri.Â
Selamat Hari guru para guru.
Ini harimu, hari di mana mengingatkan untuk pulang. Melihat kedalaman hati untuk memompa energi baru, mendidik anak bangsa dengan ikhlas dan semangat.
Tuhan memberkati setiap hati yang mau berusaha. Hati para guru pengemban tugas pencerahan untuk mencapai kesejahteraan dengan damai.