1. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) atas seluruh wilayah Indonesia kecuali Papua Barat.
2. Belanda menyerahkan kembali Yogyakarta sebagai ibu kota sementara RIS dan membebaskan para pemimpin Indonesia yang ditawan seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir dan lain-lain.
3. Belanda dan Indonesia sepakat untuk mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag untuk menyelesaikan masalah-masalah lain seperti status Papua Barat, utang-utang Hindia Belanda dan hubungan ekonomi antara kedua negara." papar Boonaz R.
"Wow, itu berarti perjanjian itu sangat menguntungkan bagi Indonesia dong?" ujar Boonaz M.
"Iya, perjanjian itu sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjanjian itu, Indonesia bisa menjalankan kembali roda pemerintahannya dan mendapatkan pengakuan internasional atas kedaulatannya." kata Boonaz E.
"Aku jadi bangga sama Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Mereka berhasil menegosiasikan perjanjian itu dengan bijak dan diplomatis." puji Boonaz O.
"Kalian tahu nggak siapa saja tokoh-tokoh kunci Indonesia yang terlibat dalam Perjanjian Roem-Roijen?" tanya Boonaz E.
"Tentu saja ada Mohammad Roem yang menjadi pemimpin delegasi Indonesia. Dia adalah seorang politisi dan diplomat yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan." jawab Boonaz R.
"Selain itu ada juga Ali Sastroamijoyo yang menjadi anggota delegasi Indonesia. Dia juga seorang politisi dan diplomat yang pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia dua kali." tambah Boonaz M.
"Ada lagi Dr. Leimena yang juga menjadi anggota delegasi Indonesia. Dia adalah seorang dokter dan politisi yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan." kata Boonaz O.
"Jangan lupa Ir. Djuanda yang juga menjadi anggota delegasi Indonesia. Dia adalah seorang insinyur dan politisi yang pernah menjadi Perdana Menteri terakhir Indonesia sebelum sistem presidensial." ujar Boonaz R.