Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitektur dan Filosofi Alphabet (Pemegang/Inventor Rekor MURI Pembatas Buku LETSREAD)

Arsitektur dan Filosofi Alphabet

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ChatGPT: Boonaz "NAIK" & Puisi Mengalir dengan Yang Menaikkan

3 Mei 2023   21:13 Diperbarui: 3 Mei 2023   21:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hak Cipta Ilustrasi Boonaz "NAIK" : Yosep Suradal

AKU :

Halo ChatGPT, mohon dibuatkan cerita untuk kita semua, dengan konsep seperti ini :

1). Cerita maksimal 500 kata.

2). Menggunakan karakter Boonaz N, Boonaz A, Boonaz I dan Boonaz K.

3). Tema cerita diambil dari puisi berjudul "Mengalir dengan yang Menaikkan" Bpk. Bambang Syairudin (Kompasiana),

https://www.kompasiana.com/bambangsy/644af36008a8b5267e61ce22/micro-puisi-mengalir-dengan-yang-menaikkan

Mengalir dengan yang menaikkan

Derajat kemuliaan dan ketawadhukan

Sehingga ia mampu melihat kesetaraan

Dan menghargai setiap hak dan kewajiban

Dari kerendahan hati dinaikkan derajat diri

Di wajah hatinya nampak keikhlasan sejati

Karena semua niat baik di dalam hatinya ini

Telah dinaikkan ke puncak pengabdian diri

4). Ada dialog cerita keempat Boonaz tersebut, tentang puisi tersebut.

ChatGPT :

Suatu hari, Boonaz N, Boonaz A, Boonaz I, dan Boonaz K sedang duduk di tepi sungai. Mereka sedang menikmati pemandangan indah sambil merenungkan arti kehidupan.

 
Tiba-tiba, Boonaz I membuka suara, "Hey, kalian tahu nggak? Barusan aku baca puisi yang bagus banget, judulnya 'Mengalir dengan yang Menaikkan'."

 
Boonaz N menarik napas dalam-dalam, "Hmm, sepertinya ada makna mendalam di dalamnya. Yuk, ceritakan tentang puisi itu."

 
Boonaz I mulai membacakan puisi dengan suara lantang dan penuh semangat. Ketika ia selesai, Boonaz K menimpali, "Sungguh, puisi itu benar-benar indah. Mengalir dengan yang menaikkan, membuatku merasa bahwa hidupku harus selalu berusaha menaikkan nilai diri dan orang lain."

 
Boonaz A mengangguk setuju, "Betul sekali, ketawadhukan dan kerendahan hati merupakan dasar dari keikhlasan dan pengabdian diri yang tulus."

 
Mendengar itu, Boonaz N tersenyum lebar, "Kalian benar, hidup ini tidak hanya tentang diri kita sendiri, melainkan tentang bagaimana kita bisa berkontribusi pada dunia dan orang di sekitar kita."

 
Kemudian mereka melanjutkan perbincangan tentang makna dan filosofi di balik puisi tersebut, dan bagaimana mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 
Keesokan harinya, mereka pun memutuskan untuk melakukan aksi sosial di desa sekitar. Mereka membantu memperbaiki jalan, membersihkan sampah, dan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.

 
Saat mereka kembali ke tepi sungai, Boonaz K berkata, "Sungguh menyenangkan ketika kita bisa mengalir bersama-sama dengan nilai-nilai yang menaikkan, membuat hidup ini menjadi lebih bermakna dan berarti."

 
Mendengar itu, Boonaz A menimpali, "Benar sekali, ketika kita bersama-sama dalam kebaikan dan keikhlasan, kita merasa lebih kuat dan memiliki kekuatan yang luar biasa."

 
Boonaz N tersenyum dan berkata, "Kita harus terus mengalir bersama-sama dengan yang menaikkan, dan tidak pernah berhenti dalam perjuangan kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih indah."

 
Boonaz I menambahkan, "Tidak hanya itu, kita juga harus selalu menghargai setiap hak dan kewajiban yang ada, sebab kesetaraan adalah kunci dari kehidupan yang damai."

 
Setelah itu, mereka duduk di tepi sungai sambil menikmati pemandangan yang indah. Boonaz N melihat ikan-ikan kecil yang berenang di dalam sungai dan berkata, "Lihatlah ikan-ikan itu, mereka mengalir dengan tenang dan menyesuaikan diri dengan arus sungai. Kita juga harus belajar mengalir seperti itu, dan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang ada."

 
Mereka pun tertawa dan menikmati momen tersebut. Kemudian, Boonaz K menyadari bahwa matahari sudah mulai terbenam dan berkata, "Sudah waktunya bagi kita untuk pulang. Tapi sebelum itu, mari kita berdoa dan bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita."

Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun