Â
Kemudian mereka melanjutkan perbincangan tentang makna dan filosofi di balik puisi tersebut, dan bagaimana mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Â
Keesokan harinya, mereka pun memutuskan untuk melakukan aksi sosial di desa sekitar. Mereka membantu memperbaiki jalan, membersihkan sampah, dan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.
Â
Saat mereka kembali ke tepi sungai, Boonaz K berkata, "Sungguh menyenangkan ketika kita bisa mengalir bersama-sama dengan nilai-nilai yang menaikkan, membuat hidup ini menjadi lebih bermakna dan berarti."
Â
Mendengar itu, Boonaz A menimpali, "Benar sekali, ketika kita bersama-sama dalam kebaikan dan keikhlasan, kita merasa lebih kuat dan memiliki kekuatan yang luar biasa."
Â
Boonaz N tersenyum dan berkata, "Kita harus terus mengalir bersama-sama dengan yang menaikkan, dan tidak pernah berhenti dalam perjuangan kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih indah."
Â
Boonaz I menambahkan, "Tidak hanya itu, kita juga harus selalu menghargai setiap hak dan kewajiban yang ada, sebab kesetaraan adalah kunci dari kehidupan yang damai."
Â
Setelah itu, mereka duduk di tepi sungai sambil menikmati pemandangan yang indah. Boonaz N melihat ikan-ikan kecil yang berenang di dalam sungai dan berkata, "Lihatlah ikan-ikan itu, mereka mengalir dengan tenang dan menyesuaikan diri dengan arus sungai. Kita juga harus belajar mengalir seperti itu, dan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang ada."
Â
Mereka pun tertawa dan menikmati momen tersebut. Kemudian, Boonaz K menyadari bahwa matahari sudah mulai terbenam dan berkata, "Sudah waktunya bagi kita untuk pulang. Tapi sebelum itu, mari kita berdoa dan bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita."
Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H