Step 3 : temuan sianida di lambung pasca diformalinÂ
Kopi diduga ada sianida sejumlah 7400 mg/L
Barang bukti satu ini, sudah dicoba untuk diulangi oleh ahli toksikologi dari pihak Jessica untuk merekonstruksi ulang wujud kopi dengan 7400 mg/L. Sayangnya, hal ini ditanggapi seolah-olah kopi itu harus diminum untuk menegaskan gejala-gejala yang akan terjadi. Argumen harus diminum ini sangat tidak diperlukan karena sedotan mirna belum tentu sama dengan sedotan orang lain kalu memang ada yang harus melakukannya (potensi pidana).
Ada yang menarik, ahli dr. Nursamran subandi ada menerangkan bahwa sisa 0,2 mg di cairan sample lambung harus juga dinilai adanya proses transport dari mulut ke lambung (mungkin absorpsi) dan proses formalin. Nah, disinilah kuncinya bahwa ahli dr.Nursamran sendiri belum bisa memastikan itungan proses transportasi atau absorpsi tersebut sehingga menemukan 0,2 mg. Namun, bukankah beliau melakukan perhitungan waktu penaruhan zat sianida ke kopi tersebut melalui kinetika kimia ? Apakah kinetika kimia yang dilakukan kurang diexplore oleh dirinya dan ahli kimia lainnya ?Â
Yang terjadi justru, membuat simulasi kopi diberikan sianida untuk mencocokkan persepsi dari orang awam atau saksi fakta tentang warnanya dan baunya. Yang akhirnya, membuka debat baru soal warna bisa sangat berbeda dan bau tidak ada tabelnya atau konsensus ilmiahnya.
Sepertinya, ahli kinetika kimia harus melakukannya dengan variabel segala macam yang cukup repot jika dipikirkan.Â
"Chemical kinetics is the study of the speed at which chemical and physical processes take place. In a chemical reaction it is the amount of product that forms in a given interval of time or it can be defined as the amount of reactant that disappears in a given interval of time. Scientists that study rates at which processes occur are called kinetists."(Sumber).
Autopsi
Proses krusial dan signifikan dalam dunia forensik ini adalah celah besar dalam kasus mirna yang masih menganga lebar sampai saat ini Berulang kali nampak JPU berusaha mengantisipasi dengan berpegang pada keterangan ahli patologi forensik, ahli forensik dan ahli kimia yang sudah diajukannya selain alasan keluarga dan sudah diformalinnya. Padahal, menurut UU kewenangan itu berada ditangan penyidik. Namun sekali lagi babak baru proses penyelidikan dan penyidikan suatu kejahatan masih memerlukan perbaikan-perbaikan.Â
Temuan sianida di lambung setelah formalin
Sebenarnya isu ini sudah harus selesai jika merujuk index scorpus yang dikemukakan ahli Gatot S.L bahwa 0,2 mg dalam lambung, diakui secara dunia adalah akibat dari post mortem. Konsensus ini tidak bisa dikesampingkan seolah-olah dapat dirubah karena kasus ini. Salah satu uraian soal scopus ada di sumber ini.