Mohon tunggu...
Bonifasius Pandu
Bonifasius Pandu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa semester akhir yang ingin mencoba untuk menuangkan pemikirannya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Pilihan

Maksimalkan Profit dan Minimalkan Loss Trading dengan Analisis Teknikal

27 April 2023   01:00 Diperbarui: 27 April 2023   01:05 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh MA 90 yang dijadikan sebagai titik support. Sumber: koleksi pribadi 

Sementara untuk candle, bisa dengan sering mengamati candle dan melihat gambar, list, dan nama dan bentuk candlestick pada saat mengamati chart.

4. Gunakan Indikator seperti MACD atau Moving Average 

Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) umumnya dipakai untuk mendeteksi perubahan momentum dan arah tren. Indikator ini terdiri dari dua jenis garis, yakni garis MACD serta garis sinyal. Garis MACD dihasilkan dari selisih dua Exponential Moving Average (EMA) yang berbeda, sedangkan garis sinyal merupakan exponential moving average dari garis MACD. Bila terjadi perpotongan antara kedua garis tersebut, maka dapat memberikan sinyal beli atau jual. Tapi MACD tidak hanya sesimpel itu, MACD memiliki polanya juga seperti gambar berikut. 

pasted-image-0-6449608c08a8b574d92b4d92.png
pasted-image-0-6449608c08a8b574d92b4d92.png
Macam-macam divergence pada MACD. Sumber: theinvestingid.com 

Divergence ini dimaksudkan sebagai perbedaan antara pergerakan harga dengan indikator (MACD atau RSI). Ada dua jenis divergence, yaitu bullish divergence dan bearish divergence. Bullish divergence terjadi ketika indikator menunjukkan pola higher low (lembah yang semakin tinggi) sementara harga menunjukkan lower low (lembah yang semakin rendah). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga semakin rendah, tekanan jual mungkin mulai melemah, dan pembalikan harga ke arah bullish kemungkinan akan terjadi. Di sisi lain, bearish divergence terjadi ketika indikator teknis menunjukkan pola lower high (puncak yang semakin rendah) sementara harga menunjukkan higher high (puncak yang semakin tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga semakin tinggi, tekanan beli mungkin mulai melemah, dan pembalikan harga ke arah bearish kemungkinan akan terjadi.

Contoh bearish divergence. Sumber: koleksi pribadi 
Contoh bearish divergence. Sumber: koleksi pribadi 
Selain itu, perlu diketahui istilah golden cross dan death cross. Golden cross adalah kondisi dimana garis biru (garis MACD) berada dibawah garis merah (garis sinyal) dan garis biru tersebut memotong keatas, sehingga posisinya menjadi garis biru diatas garis merah. Golden cross biasanya sebagai sinyal beli.  

Kondisi golden cross. Sumber: koleksi pribadi 
Kondisi golden cross. Sumber: koleksi pribadi 
Death cross merupakan kondisi dimana garis biru (garis MACD) berada diatas garis merah (garis sinyal) dan garis biru tersebut memotong kebawah, sehingga posisinya menjadi garis biru dibawah garis merah. Death cross biasanya sebagai sinyal jual. 

Kondisi death cross. Sumber: koleksi pribadi 
Kondisi death cross. Sumber: koleksi pribadi 

MACD ini sangat berguna sebagai sinyal entry atau exit. Dengan memanfaatkan perpotongan antara garis MACD dengan garis sinyal akan membuat analisa lebih aman, digabungkan juga dengan analisis teknikal lainnya, seperti chart pattern, area support dan resistance, dan lain-lain.

Sementara Moving Average (MA) merupakan rata-rata harga selama periode waktu tertentu, yang secara terus-menerus dihitung selama periode waktu tersebut berlangsung. Periode ini tergantung dengan MA yang di-set. Misal, kita menggunakan MA 20, maka periodenya adalah 20 candle di timeframe tersebut. MA juga dapat digunakan sebagai support maupun resistance. 

Contoh MA 90 yang dijadikan sebagai titik support. Sumber: koleksi pribadi 
Contoh MA 90 yang dijadikan sebagai titik support. Sumber: koleksi pribadi 

5. Gunakan Indikator Fibonacci dan Position untuk Set Target Profit dan Stop Loss

Indikator Fibonacci ini merupakan bagian dari analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi level-level support dan resistance pada grafik harga. Selain itu, Fibonacci dapat menjadi target untuk take profit maupun stop loss. Alih-alih membahas lebih dalam soal Fibonacci dan sejarahnya, saya akan membahas cara menggunakan Fibonacci dalam analisis teknikal. 

  • Set Fibonacci pada angka-angka tertentu. Saya pribadi menggunakan Fibonacci 0, 0.5, 0.618 (golden ratio), 1, 1.272, dan 1.618.
  • Tentukan titik tertinggi (swing high) dan titik terendah (swing low) sebelum menarik garis.  
  • Untuk target buy/long, tarik dari titik atas (swing high) ke titik bawah (swing low). Untuk target short sell, tarik dari titik bawah ke titik atas.

Contoh target short selling dari titik swing high (titik 0) ke titik swing low (titik 1). Sumber: koleksi pribadi 
Contoh target short selling dari titik swing high (titik 0) ke titik swing low (titik 1). Sumber: koleksi pribadi 
Setelah memiliki target, gunakan stop loss pada titik swing high (untuk posisi short sell) dan pada titik swing low (untuk posisi long/buy). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun