Sementara untuk candle, bisa dengan sering mengamati candle dan melihat gambar, list, dan nama dan bentuk candlestick pada saat mengamati chart.
4. Gunakan Indikator seperti MACD atau Moving AverageÂ
Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) umumnya dipakai untuk mendeteksi perubahan momentum dan arah tren. Indikator ini terdiri dari dua jenis garis, yakni garis MACD serta garis sinyal. Garis MACD dihasilkan dari selisih dua Exponential Moving Average (EMA) yang berbeda, sedangkan garis sinyal merupakan exponential moving average dari garis MACD. Bila terjadi perpotongan antara kedua garis tersebut, maka dapat memberikan sinyal beli atau jual. Tapi MACD tidak hanya sesimpel itu, MACD memiliki polanya juga seperti gambar berikut.Â
Divergence ini dimaksudkan sebagai perbedaan antara pergerakan harga dengan indikator (MACD atau RSI). Ada dua jenis divergence, yaitu bullish divergence dan bearish divergence. Bullish divergence terjadi ketika indikator menunjukkan pola higher low (lembah yang semakin tinggi) sementara harga menunjukkan lower low (lembah yang semakin rendah). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga semakin rendah, tekanan jual mungkin mulai melemah, dan pembalikan harga ke arah bullish kemungkinan akan terjadi. Di sisi lain, bearish divergence terjadi ketika indikator teknis menunjukkan pola lower high (puncak yang semakin rendah) sementara harga menunjukkan higher high (puncak yang semakin tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga semakin tinggi, tekanan beli mungkin mulai melemah, dan pembalikan harga ke arah bearish kemungkinan akan terjadi.
Selain itu, perlu diketahui istilah golden cross dan death cross. Golden cross adalah kondisi dimana garis biru (garis MACD) berada dibawah garis merah (garis sinyal) dan garis biru tersebut memotong keatas, sehingga posisinya menjadi garis biru diatas garis merah. Golden cross biasanya sebagai sinyal beli. Â
Death cross merupakan kondisi dimana garis biru (garis MACD) berada diatas garis merah (garis sinyal) dan garis biru tersebut memotong kebawah, sehingga posisinya menjadi garis biru dibawah garis merah. Death cross biasanya sebagai sinyal jual.Â
MACD ini sangat berguna sebagai sinyal entry atau exit. Dengan memanfaatkan perpotongan antara garis MACD dengan garis sinyal akan membuat analisa lebih aman, digabungkan juga dengan analisis teknikal lainnya, seperti chart pattern, area support dan resistance, dan lain-lain.
Sementara Moving Average (MA) merupakan rata-rata harga selama periode waktu tertentu, yang secara terus-menerus dihitung selama periode waktu tersebut berlangsung. Periode ini tergantung dengan MAÂ yang di-set. Misal, kita menggunakan MA 20, maka periodenya adalah 20 candle di timeframe tersebut. MA juga dapat digunakan sebagai support maupun resistance.Â
5. Gunakan Indikator Fibonacci dan Position untuk Set Target Profit dan Stop Loss
Indikator Fibonacci ini merupakan bagian dari analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi level-level support dan resistance pada grafik harga. Selain itu, Fibonacci dapat menjadi target untuk take profit maupun stop loss. Alih-alih membahas lebih dalam soal Fibonacci dan sejarahnya, saya akan membahas cara menggunakan Fibonacci dalam analisis teknikal.Â
- Set Fibonacci pada angka-angka tertentu. Saya pribadi menggunakan Fibonacci 0, 0.5, 0.618 (golden ratio), 1, 1.272, dan 1.618.
- Tentukan titik tertinggi (swing high) dan titik terendah (swing low) sebelum menarik garis. Â
- Untuk target buy/long, tarik dari titik atas (swing high) ke titik bawah (swing low). Untuk target short sell, tarik dari titik bawah ke titik atas.
Setelah memiliki target, gunakan stop loss pada titik swing high (untuk posisi short sell) dan pada titik swing low (untuk posisi long/buy).Â