Imam zaman sekarang dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman ini. Imam harus bisa menggunakan kemajuan teknologi sebagai sarana dalam menjalankan tugas-tugas imamatnya.
Imam harus bisa hidup dekat dengan umatnya yang saat cenderung individualis. Pendekatan yang salah kepada umat dapat menimbulkan dampat yang buruk bagi hidup umat itu sendiri maupun Gereja. Dengan penyebaran informasi yang cepat ini, berita-berita palsu mengenai keburukan gereja bisa menyebar dengan sangat mudah.
Untuk itu, imam harus menguasai banyak bidang. Karena memang tuntutan zaman yang membutuhkan imam-imam yang kritis. Dengan menguasai banyak bidang, imam mampu memahami permasalahan yang ada di dalam kehidupan umat sehingga bisa memberikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu.
Namun jangan pula keahlian-keahlian itu menyebabkan imam hanyut dalam kesombongan-kesombongan, melainkan tetap hidup dengan penuh kerendahhatian. Di masa sekarang ini banyak sekali orang yang mengejar gelar-gelar pendidikan namun kelebihan-kelebihan itu hanya dipakai untuk kepentingan pribadi dan cenderung merugikan banyak orang.
Kaul-kaul imam sangat membantu imam untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Kaul-kaul tersebut adalah kaul ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian. Tiga kaul tersebut saling mengayomi satu dengan yang lain.
Kaul ketaatan menuntut para imam untuk terus taat pada aturan-aturan baik aturan Gereja, dan aturan-aturan lain yang ada dalam masyarakat. Selain itu, kaul ketaatan juga menuntut para imam untuk setia kepada pimpinannya yaitu Uskup dan Tuhan itu sendiri serta selalu taat terhadap perintah yang diberikan kepadanya.
Kaul kemiskinan membantu para imam untuk tidak terlekat dengan hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu pelayanannya. Bukan berarti imam tidak boleh memiliki barang-barang tertentu, tetapi jangan imam sampai terlekat dan menjadi sangat bergantu pada barang-barang tersebut.
Kaul kemurnian menyatakan bahwa pelayanan-pelayanan para imam dilaksanakan dengan setulus hati tanpa pamrih sehingga ia akan melakukan tugas-tugas pelayanannya dengan sepenuh hati. Kaul ini juga mencakup cara hidup para imam yang selibat sehingga ia bisa lebih fokus pada pelayanannya kepada umat-umatnya.
Dalam persiapan sebagai imam maupun sudah menjadi imam, selalu tersedia sarana dan prasarana yang membantu pengolahan diri para imam. Sehingga sarana dan prasarana juga sangat memengaruhi kualitas para imam.
Imam di zaman ini akan terus dituntut untuk bisa menggembalakan umatnya di dalam berbagai hambatan dan rintangan yang terjadi. Imam harus selalu mengingat jati diri dan tugas-tugasnya sebagai seorang imam. Dan para imam harus selalu menghayati kaulnya dengan sepenuh hati supaya dapat terus melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang imam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H