Mohon tunggu...
Bonifasius BanyuArga
Bonifasius BanyuArga Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seminaris

SMA Seminari Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menanam Pohon di Tengah Polusi

3 Desember 2024   11:12 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:17 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kamera handphone

Nama: Rana Hotmawati 

Lahir: Jakarta,24 Agustus 1983 

Status: Sudah menikah 

Agama: Katolik 

Semua orang pasti sudah biasa melihat ataupun menjumpai kegiatan ini. Ya,menanam,menanam menurut KBBI adalah menaruh (bibit, benih, setek, dan sebagainya) di dalam tanah supaya tumbuh. Dapat disimpulkan menanam adalah kegiatan untuk menghasilkan sebuah tanaman yang suatu saat nanti bisa dipetik dan berbuah. Namun bagaimana jika menanam dilakukan di daerah yang banyak polusi dan dekat dengan kawasan industri? 

Rana Hotmawati(41),adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak. Beliau mempunyai hobi menanam dan beliau mempunyai berbagai jenis tanaman di rumahnya,mulai dari tanaman buah,tanaman sayur,tanaman rempah-rempah,bahkan hingga tanaman obat.Sebenarnya apa yang membuat beliau tertarik untuk menanam? 

AWAL MULA MENANAM

 "Awalnya saat pindah rumah bunda melihat bahwa rumah gersang belum ada tanaman,lalu Opung membawa dari kampung Seribu Dolok dan dibawa oleh Opung ke rumah yang berada di Cikarang."tegas bu Rana dalam wawancara pada Kamis 28 November 2024. Lalu kenapa opung membawa Pohon Beringin ke rumah? "Awalnya sih karena opung berkata bahwa Pohon Beringin adalah pertanda rumah pertama dan sebagai pertanda bahwa banyak rejeki karena Pohon Beringin bisa menghasilkan banyak manfaat mulai dari menghasilkan banyak air hingga sebagai penghasil oksigen " ucap Bu Rana dalam wawancara pada Kamis 28 November 2024. Tetapi Bu Rana mempunyai hambatan dalam menjaga Pohon Beringin. Ternyata para tetangga ternyata tidak setuju ketika Pohon Beringin itu ditanam di halaman rumah. Sehingga Bu Rana melakukan pemangkasan terhadap pohon beringin yang di tanam di depan rumahnya. 

MULAI BERKEMBANG 

Setelah tahu bahwa ada tetangga yang tidak setuju oleh pohon beringin itu Bu Rana pun mulai mencari cara agar rumahnya menjadi asri dan bisa berdampak baik bagi sekitarnya. Akhirnya Bu Rana pun mulai menanam tanaman jambu biji,lalu menanam ada lima macam jambu air,tanaman alpukat,dan sirsak.Hingga akhirnya tanaman di halaman rumah penuh dan ternyata ada tantangan yang selanjutnya. Pohon milik Bu Rana dicabut oleh anak tetangga yang mempunyai kebutuhan khusus dan banyak sampah yang dibuang di sela-sela tanaman. 

Walaupun banyak sekali tantangan mulai dari pot tanaman yang penuh sampah,tidak setujunya tetangga,dan tanaman yang rusak akibat anak tetangga yang mengalami kelainan, namun Bu Rana memetik hasil yaitu dapat membuat rumah Bu Rana menjadi asri,bersih,dan berdampak bagi lingkungan terutama menghasilkan oksigen bagi lingkungan yang penuh polusi.Tak hanya asri,bersih dan bermanfaat bagi lingkungan Bu Rana juga bersyukur bahwa buah yang dihasilkan pun bisa dikonsomsi dan dibagi oleh tetangga serta bisa mendapatkan tanaman obat dengan gratis atanpa perlu membeli di pasar ataupun di warung.

 REFLEKSI 

Saya berefleksi bahwa sebagai seorang pelajar,bahwa saya harus menjaga dan merawat alam agar bumi lestari dengan menjaga alam dan membuang sampah pada tempatnya. Saya juga belajar dari pengalaman sehari-hari bahwa setiap hal-hal kecil pasti akan menjadi besar suatu saat dan akan berbuah atau menghasilkan sesuatu. Sama juga seperti pohon yang berawal dari benih yang kecil dan tanam didalam tanah terus disiram,dirawat,dan dijaga hingga akhirnya menjadi tanaman yang besar suatu saat nanti. Saya juga belajar dari tanaman yang memberikan buahnya untuk manusia terutama untuk gizi manusia. Saya belajar melalui pengalaman wawancara ini dan melalui tanaman juga,bahwa setiap hal baik pasti mempunyai tantangan dan juga saya belajar untuk terus memberikan yang terbaik bagi sesama. Saya juga belajar dari pengalaman membuat artikel sosok saya yang pertama kali bahwa dalam membuat artikel ini saya harus terus membagi waktu dan terus menerima saran dan kritik dari teman dan orang lain disekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun