Mohon tunggu...
bonekpalsu
bonekpalsu Mohon Tunggu... profesional -

Bonek palsu yg bejo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melongok Dapur Produksi Pesawat Boeing

20 Desember 2014   14:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:53 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanggar Boeing memang luarbiasa besarnya dan punya banyak jalur produksi untuk beberapa jenis pesawat, seperti 767, 777, 747-8, dan 787. Pabrik tidak pernah tutup dan pekerja dengan system 3 shift bergantian bekerja 24/7 hampir sepanjang tahun. Dari cerita sang pemandu tour, pesawat777 bisa selesai dalam waktu total kira-kira 83 hari, kurang dari 3 bulan. Dan dalam sebulan bisa didelivey 8 pesawat (karena jumlah production line-nya cukup banyak). 747-8 bisa selesai dalam 4bulan dan dalam sebulan selesai 1.5 pesawat, sedangkan 787 bisa selesai sebanyak 10 pesawat sebulan.

Kalau dibayangkan jumlah pesawat yang bisa delivery dalam sebulan, sepertinya pabrik Boeing ini super sibuk, banyak robot dll. Tapi saat blusukan langsung ke dalam hanggar, suasana pabrik terlihat biasa saja, tidak kelihatan super sibuk. Terlihat disana-sini ada yang ngobrol sambil ngopi, atau ngobrol lewat telepon. Perempuan, laki-laki, kulit hitam, putih, atau Asia terlihat bercampur tanpa terlihat adanya dress code khusus. Protector mata dan protector telinga wajib, karena saat pemasangan paku keling (fastener) suaranya berisik sekali. Beberapa juga terlihat memakai sarung tangan atau baju “katelpak”. Cuma sedikit yang kelihatan  pakai helm "proyek".

Kata tour guide, pabrik Boeing di Renton production ratenya lebih gila lagi. Dalam sebulan 42 pesawat 737 didelivery, artinya dalam sehari ada lebih dari 1 pesawat 737 siap di-delivery ke Airliner. Production rate ini masih akan digenjot sampai 52 pesawat pada tahun 2017, karena demand yang sangat tinggi. Ada 4200 lebih  pesanan pesawat 737 yang sedang ditunggu oleh pembelinya. Oh ya, beda dengan mobil atau motor, pesawat baru akan dibangun jika sudah ada yg membelinya. Jadi, semua pesawat yang sedang diproduksi atau yang sudah jadi itu masing-masing sudah ada yang punya, dan tiap-tiap owner punya perwakilan yang mengawasi proses produksi pesawat dari awal sampai delivery. Kalau ada masalah atau spesifikasi yang tidak cocok, owner pesawat bisa complain, minta diskon, atau bahkan membatalkan pesanan sekaligus minta penalty fee ke Boeing.

Akhir tour kita kembali ke museum Future of Flight lewat toko souvenir yang menjual pernak pernik yang semuanya berbau Boeing. Baju, jaket, kaos, topi, mainan, pesawat model, tas, gelas dll. Turis perserta blusukan, mau tak mau pasti melihat lihat barang-barang yang dijual dan cukup banyak turis yang membeli beberapa souvenir... Pinter  cara jualannya....   :D

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun