Kita harus tahu banyak janji yang terlontar selama masa kampanye kemarin. Dan warga DKI akan segera menagih janji-janji politik itu dengan cara politik. Misalnya, The Jack Mania akan meminta realisasi pembangunan stadion Persija sekelas Old Trafford. Para jomblowan-jomblowati akan meminta kartu Jakarta Jomblo. Pelajar akan menagih KJP Plus. Â Calon pengusaha akan menagih modal usaha berbasis OK OCE. Belum lagi yang sering didengungkan oleh kelompok pendukung Anies -- Sandi terkait tempat-tempat tertentu yang nuansanya bersyariah. Saya pikir hal-hal ini mesti dipenuhi oleh gubernur dan wakil gubernur DKI. Jika tidak Jakarta dibuat rame terus oleh warganya sendiri.
Solusi Walau Tidak Solutif
Mengamati diskusi, komentar, dan perdebatan di jejaringan sosial mayoritas pendukung belum move onwalau masa kampanye telah usai. Jika para pengamat, para analis mengatakan Pilgub DKI kemarin adalah Pilgup terpanas, maka itu benar. Pilgub DKI sudah menyebabkan warga DKI terpolarisasi menjadi dua kubu. Â Untuk itu solusinya adalah rekonsiliasi. Terkait pidato pribumi-nya, Pak Anies perlu meng-clear-kan apa maksud pidato tersebut. Pan Anies Baswedan fokus saja dengan jabatan sebagai gubernur jangan tergoda dengan tawaran capres atau cawapres. Seperti kata Fahri Hamzah, tirulah Ahok, kalau ngomong yang teknis saja.
Kemudian intens membangun komunikasi dengan DPRD DKI Jakarta. Jangan tergoda dengan "kantong-kantong uang" dalam mega proyek Pemprov DKI. Dan terakhir jangan abaikan dengan Mr President Joko Widodo.
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H