Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkuasa Tanpa Perang

12 Juni 2017   18:53 Diperbarui: 12 Juni 2017   19:02 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari seorang kaisar datang menghadap kepada seorang maha guru. Ia hanya ingin bertanya bagaimana caranya agar kekuasaan dinastinya tetap langgeng selamanya. Dalam usianya yang semakin renta ia mulai khawatir akan masa depan dinastinya. Rakyat semakin gencar menuntut hak-hak mereka. Ada juga kelompok tertentu melakukan tindakan subversif. Mereka ingin mengakhiri dinasti itu.

Bisa dipastikan dalam waktu singkat kekuasaan sang kaisar berada dalam posisi terancam jika tidak memberikan ilusi atau angin surga kepada rakyatnya.

Dihadapan maha guru ia menyampaikan pertanyaan. Kira-kira bagaimana caranya agar bisa menguasai rakyatnya sendiri tanpa melalui kekerasan atau menciptakan perang saudara?

Sang maha guru hanya menjawab singkat. Biarkan rakyatmu bodoh dan cukupkan saja isi perutnya.

Tak bisa kita sangkali, pendidikan hari ini adalah the way of life manusia. Untuk membangun sebuah tatanan peradaban baru negara harus berani berinvestasi besar di dunia pendidikan. Bukan setengah-setengah melainkan sebuah kebijakan total demi perbaikan kearah peningkatan kualitas pendidikan sesuai tuntutan zaman.

Cara menguasai tanpa berperang yaitu bodohi rakyatnya. Bagaimana caranya? Persempit akses pendidikan bagi warga, naikan biaya pendidikan dan matikan kreativitas guru. Di saat itu dunia hanya memiliki manusia robot. Manusia yang mudah diperdayai, manusia yang mudah dibeli, dan manusia yang mudah diadudomba.

Pepatah bilang, akar kemiskinan adalah kebodohan, akar kejahatan adalah kemiskinan : kebodohan, kemiskinan dan kejahatan adalah mata rantai setan yang sukar ditebas jika tidak ada political will-nya untuk reformasi pendidikan.

Kebodohan dan kemiskinan menjadi lahan subur dari kaum pragmatis. Kaum yang mencintai jalan pintas. Kaum yang menolak proses dan lebih memilih hasil atau kemenangan.

Kita bisa lihat bagaimana temuan pasca suksesi politik. Lembaga independen selalu menemukan politik uang dan atau intimidasi dilakukan secara sistematis dan masif. Ini dilakukan atau ditemukan dalam tataran masyarakat grass root yang nota bene tingkat pendidikannya rendah.

Masyarakat dalam level ini tidak memikirkan tujuan dari demokrasi atau apa yang bisa diharapkan dari keterwakilan mereka di lembaga legislatif. Mereka hanya memilih berdasarkan apa yang ditawarkan saat itu. Berdasar apa yang disuguhkan. Atau saya membahasakannya sebagai “politik jamuan”.

Berkuasa tanpa perang itu ketika pemimpin atau pebisnis dengan cerdik membangun soft power kepada masyarakat kelas bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun