Langkah perjuangan mereka semakin sulit ketika berbagai intimidasi dilakukan sampai tempat ibadah dipakai sebagai sarana politik. Intimidasi bukan saja secara psikis tapi juga secara fisik. Beberapa relawan ada yang mendapat kekerasan fisik. Ahok dan Djarot juga diusir di beberapa tempat pada saat masa kampanye.
Masa-masa sulit itu Ahok - Djarot dituntut sabar dan terus menjaga tutur kata.
Kebersamaannya dengan Djarot telah mengubah perangai Ahok yang ceplas ceplos, "atraktif" dan mudah marah, selama masa kampanye saat itu, Ahok mulai kelihatan tenang dan sudah mampu menjaga tutur katanya.
Ahok bilang, ia sudah menjadi Basuki, walau disampaikan dalam candaan.
Teman Sejati
Setelah kalah dalam Pilgub DKI Putaran Kedua mereka harus terus melanjutkan sisa masa bhakti sambil menunggu pelantikan gubernur terpilih periode 2017-2021 pada bulan Oktober 2017 nanti.
Tapi perjalanan Ahok harus berakhir dan mendekam di penjara sebagai terpidana kasus penistaan agama. Ahok secara mengejutkan mencabut banding. Artinya Ahok ikhlas dan siap menjalani masa tahanan selama dua tahun penjara.
Keputusan itu tidak sembarangan diambil, tentu mendengar berbagai masukan. Tak terkecuali Djarot yang menjadi orang terdekat beliau dalam urusan politik.
Selama masa awal tahanan Djarot lah orang yang selalu berkomunikasi dengan massa pendukung Ahok. Ia yang memberi semangat baik kepada Ahok maupun kepada massa yang memadati LP Cipinang, Mako Brimob Kelapa Dua - Depok, dan di Balai Kota.
Djarot juga berperan dalam menjaga agar aksi solidaritas pendukung Ahok tetap kondusif dan tetap damai.
Keputusan Ahok mengundurkan dirinya dari jabatan gubernur karena beliau percaya Djarot amanah dalam menyelesaikan sisa masa tugas mereka. Atau melanjutkan program yang sudah dicanangkan oleh Ahok.