Mohon tunggu...
Wijaya
Wijaya Mohon Tunggu... lainnya -

Setengah pengangguran, suka jalan-jalan kalau ada uang dan orang tua tunggal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Columbus, Cannes dan Kampung Nelayan

18 Oktober 2014   10:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota ini terletak juga dipinggir pantai, dengan kafe bergaya al fresco serta satu pasar yang mengingatkan saya akan gaya roman dari bentuk kolomnya. Tidak banyak yang bisa saya lihat disini, mungkin karena memang tidak ada niat untuk berlama-lama disini.

[caption id="attachment_348290" align="aligncenter" width="640" caption="Jalanan di L'ille Rousse"]

14135366501238195290
14135366501238195290
[/caption]

Disamping toko penjual minuman dimana saya membeli sebotol air mineral, saya terkesima karena ada sebuah toko pakaian yang diberi nama Bali. sayapun masuk karena penasaran. Penjualnya perempuan paruh baya yang  angat enerjetik dan begitu menyintai Bali, bahkan semua koleksi yang dijualnya adalah diproduksi di Bali. Ngobrol beberapa saat dan saling menukar alamat surel dan telepon sayapun kembali mengendarai mobil menuju Nonza.

Sekedar catatan, kota ini adalah salah satu dari dua kota yang memakai nama berbahasa Perancis, karena beberapa kota lainnya masih bertahan dengan nama Italia.

[caption id="attachment_348292" align="aligncenter" width="640" caption="Sudut Nonza"]

1413537474957565744
1413537474957565744
[/caption]

Nonza berada di puncak karang yang mengarah ke pantai, sedikit mengingatkan saya akan sisilia atau mungkin Monaco karena jalanannya yang naik turun dan rumah mengikuti alur naik turun jalan kecil yang lebih mirip gang di kampung saya. Konon daerah ini adalah milik keluarga Gentile dan bgahkan sisa-sisa benteng mereka masih nampak di beberapa tempat. Oh ya sekedar tambahan juga, bekas benteng memang bertebaran dihampir seluruh pulau sepanjang areal dekat laut.

[caption id="attachment_348293" align="aligncenter" width="640" caption="Reruntuhan Benteng "]

14135376602024117063
14135376602024117063
[/caption]

[caption id="attachment_348294" align="aligncenter" width="320" caption="Saint Julia Church"]

141353772126004818
141353772126004818
[/caption]

Dari Nonza saya melanjutkan perjalanan saya menuju Centuri untuk makan siang sebagai penanda saya sudah menempuh setengah perjalanan kedua saya. Centuri  adalah desa nelayan dimana desanya mengitari semacam semenanjung kecil yang juga dipakai sebagai tempat menambatkan perahu. Ada bau amis yang pekat saat masuk ke tengah desa tetapi tidak menghalagi para turis berkunjung kesini, belum lagi banyaknya tempat makan dan minum yang menawarkan kebersahajaan kampung nelayan

[caption id="attachment_348295" align="aligncenter" width="640" caption="Pelabuhan Ikan Centuri"]

14135382322063546914
14135382322063546914
[/caption]

Setelah selesai makan cumi goreng yang dibumbui mentega ala Medeteranian sayapun meninggalkan Centuri dan segera merasakan ketangguhan jalanan kecil nan terjal Korsika. Beberapa kali saya mesti meminggirkan mobil saat sedang berpapasan saking sempitnya jalanan menuju puncak Korsika (yang bisa dinaiki mobil tentunya). Ketegangan tersebut berbayar saat saya keluar dari jalanan sempit. Berada di titik paling Utara Korsika adalah sesuatu yang menakjubkan dan memang benar kata beberapa pelancong dan artikel wisata; jika hendak menikmati Korsika haruslah berkeliling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun