Kota ini terletak juga dipinggir pantai, dengan kafe bergaya al fresco serta satu pasar yang mengingatkan saya akan gaya roman dari bentuk kolomnya. Tidak banyak yang bisa saya lihat disini, mungkin karena memang tidak ada niat untuk berlama-lama disini.
[caption id="attachment_348290" align="aligncenter" width="640" caption="Jalanan di L'ille Rousse"]
Disamping toko penjual minuman dimana saya membeli sebotol air mineral, saya terkesima karena ada sebuah toko pakaian yang diberi nama Bali. sayapun masuk karena penasaran. Penjualnya perempuan paruh baya yang  angat enerjetik dan begitu menyintai Bali, bahkan semua koleksi yang dijualnya adalah diproduksi di Bali. Ngobrol beberapa saat dan saling menukar alamat surel dan telepon sayapun kembali mengendarai mobil menuju Nonza.
Sekedar catatan, kota ini adalah salah satu dari dua kota yang memakai nama berbahasa Perancis, karena beberapa kota lainnya masih bertahan dengan nama Italia.
[caption id="attachment_348292" align="aligncenter" width="640" caption="Sudut Nonza"]
Nonza berada di puncak karang yang mengarah ke pantai, sedikit mengingatkan saya akan sisilia atau mungkin Monaco karena jalanannya yang naik turun dan rumah mengikuti alur naik turun jalan kecil yang lebih mirip gang di kampung saya. Konon daerah ini adalah milik keluarga Gentile dan bgahkan sisa-sisa benteng mereka masih nampak di beberapa tempat. Oh ya sekedar tambahan juga, bekas benteng memang bertebaran dihampir seluruh pulau sepanjang areal dekat laut.
[caption id="attachment_348293" align="aligncenter" width="640" caption="Reruntuhan Benteng "]
[caption id="attachment_348294" align="aligncenter" width="320" caption="Saint Julia Church"]
Dari Nonza saya melanjutkan perjalanan saya menuju Centuri untuk makan siang sebagai penanda saya sudah menempuh setengah perjalanan kedua saya. Centuri  adalah desa nelayan dimana desanya mengitari semacam semenanjung kecil yang juga dipakai sebagai tempat menambatkan perahu. Ada bau amis yang pekat saat masuk ke tengah desa tetapi tidak menghalagi para turis berkunjung kesini, belum lagi banyaknya tempat makan dan minum yang menawarkan kebersahajaan kampung nelayan
[caption id="attachment_348295" align="aligncenter" width="640" caption="Pelabuhan Ikan Centuri"]
Setelah selesai makan cumi goreng yang dibumbui mentega ala Medeteranian sayapun meninggalkan Centuri dan segera merasakan ketangguhan jalanan kecil nan terjal Korsika. Beberapa kali saya mesti meminggirkan mobil saat sedang berpapasan saking sempitnya jalanan menuju puncak Korsika (yang bisa dinaiki mobil tentunya). Ketegangan tersebut berbayar saat saya keluar dari jalanan sempit. Berada di titik paling Utara Korsika adalah sesuatu yang menakjubkan dan memang benar kata beberapa pelancong dan artikel wisata; jika hendak menikmati Korsika haruslah berkeliling