Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Book

Kau Kusayangi karena Menulis

12 Mei 2023   12:09 Diperbarui: 12 Mei 2023   12:11 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Balik Dapur Kompas

            Lembar demi lembar dalam buku mengajak pembaca sedikit mengetahui proses kerja redaksi surat kabar, Kompas. Dari proses jurnalis memburu berita, mengejar narasumber, mengambil sudut pemberitaan yang khas Kompas, dan proses penyuntingan berita. Penulis buku menapaki jenjang karier dimulai dari pustakawan di Pusat Informasi Kompas hingga menjadi wartawan.

            Dalam buku juga dikupas proses di balik proses kerja keredaksian, Rubrik Opini Kompas. Dahulu biasa terdapat di halaman 4 dan 5. Pada era kiwari Rubrik Opini Kompas bergeser di halaman 6 dan 7. "Rubrik terhormat" sebutan lain untuk Rubrik Opini Kompas tersebut.

Sedikit bocoran dari buku ini bahwa dalam sehari Rubrik Opini Kompas menerima 100 tulisan. Ruang pemuatan Rubrik Opini Kompas hanya berkisar tiga tulisan. Mayoritas alasan penolakan tulisan tak diterima Rubrik Opini Kompas, yakni "terbatasnya tempat pemuatan".

Ditelisik lebih dalam tertolaknya tulisan untuk Rubrik Opini Kompas karena tulisan tak fokus, bertele-tele, dan tak memiliki tautan dengan suatu peristiwa. Informasi tentang di balik dapur Rubrik Opini Kompas menjadi salah satu keunggulan buku ini.

Pepih dan Jejak Literasi yang Berserak

            Pepih Nugraha sudah menjadi legenda hidup dalam dunia literasi di Indonesia. Pernah menjadi bagian Harian Kompas selama 26 tahun. Kala bertugas di Kompas.com ia mendirikan Kompasiana (www.kompasiana.com) adalah sebuah media jurnalisme warga. Penamaan Kompasiana diusulkan oleh Budiarto Shambazy, wartawan Kompas yang biasa menulis kolom, Politika. Kompasiana dahulu menjadi kolom khusus (memuat tulisan tajam tentang situasi terkini pada masanya) yang rutin diisi oleh pendiri Harian Kompas, P.K Ojong.

            Dalam buku terungkap fakta-fakta menarik rekam jejak Bung Pepih dalam menulis. Pelanggan Harian Kompas sering menemukan tulisan-tulisannya dalam rubrik sosok dan ulasannya tentang pertandingan catur. 

            Buku ini mengajak pembaca bahwa menulis dapat dilakukan oleh siapa saja. Hanya diperlukan proses menggali, mengembangkan, dan menghadirkan ide yang kelak mewujud dalam tulisan. Metode menulis bebas (free writing) juga diungkap oleh Kang Pepih sebagai alternatif jika ingin mulai menulis.

Menulis bebas identik dengan menulis cepat. Tulislah suatu topik secepat mungkin tanpa perlu merepotkan diri dengan tata bahasa, mengoreksi atau menyunting. Jika tulisan sudah selesai, maka tugas berikutnya mengoreksi.

            Lakukan metode menulis cepat secara konsisten. Paling lama 30 menit setiap hari untuk mengasah dan memelihara intuisi kemampuan menulis. Keistimewaan buku ini mengombinasikan beragam metode menulis dan pengalaman puluhan tahun Kang Pepih berjibaku memproduksi kata-kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun