Keberhasilan adalah buah yang baik,
yang dihasilkan oleh mereka,Â
yang menanam bibit karakter
(anonim)
Kedaruratan mengundang peluang dan masalah. Situasi darurat yang kadang tak terduga atau tiba-tiba membuat manusia kadang tak sempat berpikir jernih.Â
Di sisi berbeda, situasi kedaruratan membuka ragam peluang yang justru sebelumnya tak pernah terpikirkan. Di era pandemi saat ini ragam aktivitas wajib dilakukan dari rumah. Bekerja dan beribadah dari rumah. Pun, dunia pendidikan terimbas.
Belajar dari rumah tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh siapa pun. Konsep belajar dari rumah yang dahulu belum begitu popular di era pandemi mendadak jadi pilihan rasional. Perlu transformasi tindakan dalam menghadapi situasi kedaruratan.Â
Peluang dalam Pendidikan
Di era pandemi ini tersedia ragam peluang yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Di situasi yang belum tahu kapan berakhir, para peserta didik dapat memiliki lebih banyak waktu luang untuk mengeksplorasi talenta diri. Dalam survei tertulis yang dilakukan oleh penulis untuk peserta didik kelas 8 didapati beragam jawaban yang membahagiakan. Penulis mendampingi lima rombongan belajar di sebuah sekolah swasta di Tangerang. Masing-masing kelas terdiri dari 31-31 peserta didik. Hasil jawaban survei tersebut ada 30% peserta didik yang melakukan aktivitas yang selama ini belum pernah dilakukan seperti mencuci piring, memasak, merapikan kamar tidur, mencuci kendaraan, menyapu, dan mengepel.
Aktivitas yang mereka lakukan berkisar pada pekerjaan rumah tangga. Â Keputusan belajar dari rumah membuat peserta didik memiliki kesempatan belajar membantu menyelesaikan pekerjaan rumah yang sebelumnya jarang sekali mereka lakukan. Dalam membantu menyelesaikan pekerjaan rumah peserta didik belajar beragam makna kehidupan. Satu yang kentara adalah mereka belajar tentang karakter kerajinan (diligence). Karakter kerajinan memuat tiga manifestasi: menggunakan waktu dan kemampuan semaksimal mungkin, menyelesaikan tanggung jawab serta segenap hati (Badudu, 2019).
Keluarga adalah sekolah pertama seorang anak belajar beragam hal. Salah satunya adalah pemelajaran karakter. Dalam keluarga pemelajaran karakter bermula. Lambat laun melalui pembiasaan dalam rumah, penanaman karakter anak menjadi habitus. Dengan karakter seorang anak membuat akar kebaikan dalam dirinya. Semakin lama akar kebaikan tersebut membuahkan perilaku benar dan terpuji dalam diri sang anak. Â
Belajar dari rumah menyediakan banyak waktu untuk seorang anak membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Durasi belajar dari rumah mulai pertengahan Maret hingga kini sungguh perlu dimanfaatkan untuk tiap keluarga menanamkan karakter kerajinan pada anak.
Karakter Kerajinan
Pembentukan karakter perlu diupayakan hari demi hari. Membentuk karakter ibarat membentuk otot dalam tubuh. Otot untuk menghadapi tantangan fisik, sedangkan karakter dalam menghadapi tantangan moral dan mental (Badudu,2019). Hasil survei yang penulis lakukan sungguh membahagiakan kala membaca jawaban para peserta didik. Mereka kini memulai aktivitas baru seperti mencuci pakaian, menyapu, merapikan kamar tidur, mengepel, dan memasak selama masa belajar dari rumah.
Pekerjaan rumah tangga yang mereka lakukan saat ini berguna sebagai pondasi kehidupan. Saat melakukan pekerjaan rumah tangga ternyata seorang anak bukan hanya belajar tentang karakter kerajinan semata, melainkan ia juga belajar karakter tanggung jawab, kerja keras, dan kedisplinan.
Jadi, jangan anggap sepele melakukan pekerjaan rumah tangga. Melalui pelibatan anak melakukan pekerjaan rumah tangga, ia dapat membentuk banyak karakter yang kelak berguna di kehidupan selanjutnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI