Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekuatan Cinta

15 Desember 2016   14:55 Diperbarui: 15 Desember 2016   15:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ale dan Anya (Reza Rahardian & Adinia Wirasti) - Sumber Foto: Twitter @adiniawirasti

Untuk konteks lain, ada pula ungkapan dari bahasa Indonesia yang agak mirip dengan ungkapan dari Sartre tersebut, yakni: mulutmu, harimaumu. Hanya gara-gara salah ucap panjang perkara. Kisah Ahok dalam konteks kekinian cukup mampu menggambarkan. Apalagi dalam penyebarluasan pidato Ahok di Kepulauan Seribu silam, ada kesalahan dalam mendengarkan transkrip pidato. Penghilangan kata “pakai” dalam pidato yang berbuntut sangat panjang dan meresahkan untuk beberapa kalangan.

Novel ini pun mendedahkan kisah satu kalimat yang mengubah hubungan Aldebaran Risjad dan Tanya Laetitia Baskoro. Ucapan Ale, “Coba kalau dulu kamu gak terlalu sibuk, mungkin bayi kita masih ada.” Kalimat yang menurut Ale awalnya hanya untuk mengungkapkan kesedihan, ternyata justru dianggap sebagai kalimat yang “membunuh” hidup Anya.

Kalimat tersebut makin menyudutkan Anya. Kesedihannya semakin berlipat ganda. Sedih ditinggal buah hatinya, Aidan. Sedih karena dituduh sebagai penyebab kematian Aidan.

Hati Anya semakin terpuruk. Justru dalam kehilangan yang dalam tersebut, ia butuh dimengerti. Bukan malah disalahkan.

“Dia harusnya memeluk gue, menenangkan gue, menemani gue, tapi lo lihat kan apa yang dia lakukan?” ujar Anya ke Tara (hlm.251).

Keunikan Novel Critical Eleven

Detail dalam novel sungguh tertata rapi. Everything is the detail. The detail is everything. Deskripsi tempat dalam novel mampu membawa pembaca larut dan sungguh mengajak pembaca hadir di tempat itu. Ika sungguh meriset dengan baik tiap latar tempat yang dijadikan sebagai latar dalam novel. Pelukisan Jakarta dalam novel sungguh puitis.

For many of us. Jakarta is not a city. It`s book full of stories (hlm. 144).

Jakarta adalah saksi bisu kisah Ale dan Anya. Dua bangku ketoprak Ciragil yang jadi saksi kencan pertama mereka. Pempek Megaria serta Benhil yang jadi lokasi manis ciuman pertama mereka (hlm.144-145).

Tiap pelukisan lokasi dalam novel benar-benar didukung fakta yang mampu membuat pembaca memperoleh informasi yang kadang baru diketahui kala atau seusai membaca Critical Eleven.

Seringkali kala Ale atau Anya sedang mengisahkan fragmen hidup/ kisah cinta mereka, pembaca dapat pula menemukan perbandingan kisah lain dari film atau musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun