Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Dian Sastro Dkk

30 Maret 2016   17:06 Diperbarui: 30 Maret 2016   17:15 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membicarakan kreativitas kini semakin mendapat tempat di beragam kalangan. Di bidang pendidikan kini ditawarkan mata pelajaran baik intra ataupun ekstra yang berkaitan dengan kreativitas seperti desain grafis, digital media,creative writing, animasi, fashion design, dan pendidikan kewirausahaan.

Kreativitas kini sudah mendapat tempat di hati masyarakat sebagai modal untuk eksis dan menjadi sumber penghasilan. Dahulu modal lebih berkenaan dengan uang semata. Untuk konteks kekinian justru ide kreativitas dapat dijual/ ditawarkan ke beragam investor.

Salah satu yang kini gencar dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah penggiatan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi PDB pada urutan ke-7 dari 10 sektor pemasukan pendapatan negara, yaitu rata‐rata sebesar 104,638 triliun Rupiah pada tahun 2002‐2006. Sektor ekonomi kreatif yang dimaksud oleh Kemenparekraf RI meliputi 14 subsektor, yaitu: arsitektur, desain, Fesyen, film video dan fotografi, Kerajinan, Kuliner, Teknologi Informasi, Musik, Pasar Barang Seni, Penerbitan dan Percetakan, Periklanan, Permainan Interaktif, Riset dan Pengembangan, Seni Pertunjukan, Televisi dan Radio.

Buku 5W 1H merupakan buku ketujuh dari Yoris. Dia dikenal sebagai konsultan kreatif dengan ide-ide yang telah meraih beragam penghargaan dalam dan luar negeri. Buku 5W 1H awalnya adalah modul yang dia bawakan di berbagai workshop dengan audiens yang terbatas. Pengembangan modul yang kini berubah menjadi buku 5W 1H ini betul-betul hadir di saat yang tepat, karena kini sedang giat pengembangan segala potensi ekonomi kreatif.

Buku ini terbagi menjadi 6 bab: who am i?, what am I offering?, why does it matter? Whom are we talking to?, when is the right time?, how to attract customer?. Masing-masing isi dalam bab semakin dipercantik dengan visualisasi yang memudahkan penyampaian pesan kepada khalyak pembaca. Membaca buku ini disarankan untuk tidak cepat-cepat dan membaca acak bab dalam buku. Keenam bab dalam buku sudah teruji dalam beragam workshop dan sudah digunakan oleh Yoris dalam beragam program mentorship. Selain itu, keenam isi bab dalam buku juga menggunakan contoh nyata dari 5 onlinepreneur yang telah sukses di bisnisnya masing-masing.

Generasi muda dan tindakan-tindakan khas mereka

            Kaum muda sebagai agen penerus bangsa mempunyai keresahan tersendiri. Kegalauan mereka terkadang tidak terpahami oleh generasi yang lebih tua. Kaum muda dianugerahi ide-ide kreatif, jaringan pertemanan, dan berani mencoba. Mereka diidentikkan dengan generasi yang melek internet. Kekuatan media sosial digunakan oleh kaum muda untuk menyebarkan virus atau ide kreatif, lalu memasarkan ide tersebut ke khalayak ramai.   

Hal terpenting dalam memulai bisnis bukan soal bisnis apa yang paling bagus, tapi yang terpenting adalah lebih sensitive mengenali diri kita sendiri (hlm.2).

Be sensitive with who you are (hlm. 15).

Kita harus tahu benar-benar DNA kita sebelum memulai usaha (22).

Dalam buku dikupas bahwa jaringan pertemanan pun dapat mengulirkan ide untuk memulai usaha. Cotton Ink bermula dari persahabatan Carline Darjanto dan Ria Sarwono di SMP dan SMA Santa Ursula. Selain itu, pertemanan Dian Satro dan ketiga temannya melahirkan bisnis 3SkinnyMinnies.  Keunikan ide kreatif bisnis pun dikupas dengan kasus nyata dalam buku ini. Keunikan ide bisnis yang ditawarkan dapat menjadikan pebisnis menjadi pemain tunggal di blue ocean economy. Bergelut bisnis yang sudah ramai banyak pemainnya menjadi pebisnis akan termehek-mehek dan selalu perang harga di red ocean economy, misal: diet catering without suffering (3SkinnyMinnies), memproduksi kaos dengan isu kekinian, desain kaos nasionalisme, kerajinan berbahan flanel, dan sandal serta sepatu berbahan dasar batik atau tenun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun